Mojoagung, Jombang - Perhelatan Perwimanas tidak hanya membutuhkan sejumlah konsep yang bisa diterima para kontingen, juga ketahan fisik yang tangguh. Pria ini bisa melawati hari-hari penuh tantangan itu.
Di antara pantia yang terlihat harus pontang-panting adalah Ali Mustofa. Ia dipercaya sebagai ketua pantia Perwimanas tingkat wilayah Jawa Timur. Tentu saja, dialah yang menjadi jembatan komunikasi antara pantia pusat di Jakarta dengan panitia yang ada di Jombang.
Tugasnya semakin berat kalau ada pejabat dari Jakarta atau Jawa Timur yang datang. “Jangan sampai ada miskomunikasi,” katanya.
Karena itu ia sudah terbiasa dikonfirmasi banyak orang, termasuk mereka yang bertanya sambil marah-marah. “Itu sudah resiko kang,” katanya dengan senyum khasnya.
Namun sejumlah tokoh telah berhasil datang dan menyatakan puas dengan kegitan pertama perkemahan tingkat nasional ini. “Syukurlah semua menyatakan puas atas kerja panitia,” kata dosen IAIN Sunan Ampel ini.
Karena itu, untuk menunjang mobilitasnya yang demikian tinggi, ia mengimbangi dengan sejumlah makanan penunjang. Tidak jarang pria asli Ponorogo ini harus sesekali ke Puskestren (Pusat Kesehatan Pesantren) untuk meminta sejumlah suplemen agar fisiknya tetap vit.
Namun kondisinya sempat drop saat kehadiran Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Tengah malam, terpaksa ia meminta tolong untuk dipijat seadanya.
Dan sangat kelihatan kalau Kak Ali benar-benar kecapekan. Usai dipijat, ia pun terlelap di depan teras. Rokok dan Blackberry-nya tergeletak. Untungnya kamanan di depan posko panitia wilayah aman terkendali. Kalau tidak? Bisa melayang tuh Blackberry serta rokoknya.
Jelang penutupan nanti malam, Kak Ali kian sumringah. Ia berharap prosesi nanti malam akan berjalan sesuai harapan. “Doakan penutupan lancar ya mas,” pungkasnya.
Di antara pantia yang terlihat harus pontang-panting adalah Ali Mustofa. Ia dipercaya sebagai ketua pantia Perwimanas tingkat wilayah Jawa Timur. Tentu saja, dialah yang menjadi jembatan komunikasi antara pantia pusat di Jakarta dengan panitia yang ada di Jombang.
Kak Ali Mustofa |
Tugasnya semakin berat kalau ada pejabat dari Jakarta atau Jawa Timur yang datang. “Jangan sampai ada miskomunikasi,” katanya.
Karena itu ia sudah terbiasa dikonfirmasi banyak orang, termasuk mereka yang bertanya sambil marah-marah. “Itu sudah resiko kang,” katanya dengan senyum khasnya.
Namun sejumlah tokoh telah berhasil datang dan menyatakan puas dengan kegitan pertama perkemahan tingkat nasional ini. “Syukurlah semua menyatakan puas atas kerja panitia,” kata dosen IAIN Sunan Ampel ini.
Karena itu, untuk menunjang mobilitasnya yang demikian tinggi, ia mengimbangi dengan sejumlah makanan penunjang. Tidak jarang pria asli Ponorogo ini harus sesekali ke Puskestren (Pusat Kesehatan Pesantren) untuk meminta sejumlah suplemen agar fisiknya tetap vit.
Namun kondisinya sempat drop saat kehadiran Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Tengah malam, terpaksa ia meminta tolong untuk dipijat seadanya.
Dan sangat kelihatan kalau Kak Ali benar-benar kecapekan. Usai dipijat, ia pun terlelap di depan teras. Rokok dan Blackberry-nya tergeletak. Untungnya kamanan di depan posko panitia wilayah aman terkendali. Kalau tidak? Bisa melayang tuh Blackberry serta rokoknya.
Jelang penutupan nanti malam, Kak Ali kian sumringah. Ia berharap prosesi nanti malam akan berjalan sesuai harapan. “Doakan penutupan lancar ya mas,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar