Jombang - Kebenaran mutlak agama Islam sepeninggal Rosululloh SAW ada di tangan generasi setelahnya. Mulai dari sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in hingga ulama. Beralih dari satu generasi kepada generasi selanjutnya secara berantai. Demikian KH. Said Agil Siroj memulai paparan tentang Ahlussunnah Wal Jamaah didepan para peserta Perwimanas (Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional) 2013 di PP. Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang (24/6).
Jadi ahlussunnah adalah umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran para ulama. "Jangan percaya dengan orang-orang yang sok ngajak kembali ke Al Quran dan Hadist tanpa mau mengakui kebenaran ilmu para ulama. Karena kebenaran agama Islam itu justru secara berantai beralih dari satu generasi ulama ke generasi selanjutnya," tegas Said.
Meneruskan paparannya, Said menyatakan ahlul jama'ah adalah umat Islam yang mengedepankan kebersamaan atau kejamaahan. Kebersamaan baik dalam soal kesejahteraan ekonomi, kebersamaan sosial dan kebersamaan dalam seluruh aspek kehidupan.
"Jadi ahlul jamaah itu ya yang selama ini sudah kita lakukan di NU. Pintar bersama-sama, tidak menganggap diri paling pintar, saleh bersama-sama tidak menganggap diri paling saleh. Sehat bersama, sejahtera bersama. NU meneladani kanjeng nabi Muhammad melalui mata rantai ilmu para ulama" papar Said.
Lebih lanjut Kyai Said menuturkan, NU punya cara tersendiri untuk menjaga kebersamaan atau kejamaahan ummat. Acara tahlil, dibaan, yasinan, hadrah dan lainnya adalah media yang tepat dalam menjaga keharmonisan dan kebersamaan umat.
Menurut Kyai Said, hal tersebut adalah salah satu yang membuktikan bahwa NU sebagai elemen bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, saling menghormati satu sama lain. NU mengidamkan Indonesia yang rukun dan sejahtera di bawah naungan Pancasila.
"Adik-adik harus tahu, NU menjaga NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sejak 15 tahun sebelum kemerdekaan. Yaitu tahun 1930 pada muktamar NU di Banjarmasin," tegas Kyai Said disambut gemuruh tepuk tangan peserta Perwimanas.(sol)
Setuju sekali dengan Kyai Said. Ajakan kembali hanya kepada Al-Qur'an dan Hadits tanpa percaya kepada para ulama adalah sebuah kesombongan yang nyata. Seolah-olah mereka bisa belajar agama sendiri tanpa bimbingan para ulama terdahulu.
BalasHapus