Mojoagung, Jombang - Setelah melewati babak kwalifikasi, sejumlah peserta akan memasuki babak dua untuk memasuki final besok malam.
Inilah antara lain yang membedakan perkemahan di lingkungan Ma’arif NU dengan perkemahan serupa. Ada adu kemampuan dan wawasan keaswajaan ala Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara online.
Tidak semata mengasah diri secara fisik dan kemampuan kepramukaan, para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas) juga diuji pengetahuan dan kedalaman materi keaswajaan ala NU.
Utusan peserta perkemahan ini diadu dalam kegiatan lomba cerdas cermat Aswaja. “Ada seratus peserta yang mengikuti lomba cerdas cermat keaswajaan ini secara online,” kata Hizbullah Huda, MPdI (26/6).
Koordinator IT (Informasi dan Teknologi) Perwimanas ini menandaskan pada seleksi awal, setiap Sangga mengirimkan utusan untuk beradu kemampuan menjawab sejumlah soal yang telah disediakan panitia.
“Mereka dikumpulkan di mushalla dan diberikan materi soal yang harus dijawab secara serempak,” tandas pengurus PW LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
Peserta diwajibkan menjawab setidaknya lima puluh soal Aswaja yang diselesaikan selama dua puluh menit. Kendati lokasi mereka berdekatan dan duduk secara lesehan, namun demikian, para peserta tidak akan dapat saling mencontek lantaran akan mendapatkan soal secara acak, baik urutan soal dan jawabannya.
“Dengan demikian tidak akan ada kecurangan seperti yang didengar pada pelaksanaan ujian di banyak tempat,” kata alumnus Unesa Surabaya ini.
Dari seratus peserta yang mengikuti seleksi di babak awal kemarin malam, telah terpilih 15 peserta putra dan putri untuk maju pada babak berikutnya yakni final.
“Untuk peserta yang masuk seleksi tahap dua nantinya juga diberikan soal dengan mekanisme seperti babak awal,” katanya.
Dari 15 peserta akan dipilih 4 peserta baik putera maupun puteri. “Mereka inilah yang akan memasuki babak final dengan memperebutkan juara satu, dua, tiga serta harapan,” kata Abdul Latif, yang juga bertugas di bagian IT.
Saat babak final, mereka harus melewati sejumlah babak. Yang pertama adalah berupa tanya jawab, dilanjutkan tanya jawab lemparan, khitabah serta adu cepat.
Untuk khitabah, para peserta harus menjelaskan soal yang telah dipilih. “Penilaian kemampuan berpidato sangat menentukan,” katanya.
Diluar itu semua, cerdas cermat ini setidaknya memberikan kesan mendalam sehingga saat pulang ke tempat masing-masing, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan kedalaman Aswaja NU.
Demikian juga, sebelum berangkat, peserta Perwimanas disyaratkan mengenal teknologi informasi secara baik. Karena semua soal disampaikan dalam bentuk online dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada di lokasi.
“Internet, laptop, komputer dan perangkat komunikasi yang lain adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dari seorang pelajar dan aktifis pramuka NU,” terangnya. “Namun yang harus ditekankan adalah bahwa penguasaan terhadap sejumlah piranti teknologi itu hendaknya dapat dioptimalkan untuk tujuan mulia,” lanjutnya.
“Makna inilah yang akan ditekankan kepada peserta Perwimanas, dengan tetap mendorong mereka untuk menguasai teknologi informasi yang sehat dan bermanfaat,” tandas guru MTsN Denanyar Jombang yang juga pengurus PCNU Jombang ini.
Kesan peserta terhadap lomba ini sangat luar biasa. “Tidak ada kegiatan seperti ini di tempat lain,” kata peserta lain. “Saya makin bangga menjadi bagian dari NU,” kata Yuliatin dari Kalimantan Tengah.(s@if)
Inilah antara lain yang membedakan perkemahan di lingkungan Ma’arif NU dengan perkemahan serupa. Ada adu kemampuan dan wawasan keaswajaan ala Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara online.
Tidak semata mengasah diri secara fisik dan kemampuan kepramukaan, para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas) juga diuji pengetahuan dan kedalaman materi keaswajaan ala NU.
Utusan peserta perkemahan ini diadu dalam kegiatan lomba cerdas cermat Aswaja. “Ada seratus peserta yang mengikuti lomba cerdas cermat keaswajaan ini secara online,” kata Hizbullah Huda, MPdI (26/6).
Koordinator IT (Informasi dan Teknologi) Perwimanas ini menandaskan pada seleksi awal, setiap Sangga mengirimkan utusan untuk beradu kemampuan menjawab sejumlah soal yang telah disediakan panitia.
“Mereka dikumpulkan di mushalla dan diberikan materi soal yang harus dijawab secara serempak,” tandas pengurus PW LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
Peserta diwajibkan menjawab setidaknya lima puluh soal Aswaja yang diselesaikan selama dua puluh menit. Kendati lokasi mereka berdekatan dan duduk secara lesehan, namun demikian, para peserta tidak akan dapat saling mencontek lantaran akan mendapatkan soal secara acak, baik urutan soal dan jawabannya.
“Dengan demikian tidak akan ada kecurangan seperti yang didengar pada pelaksanaan ujian di banyak tempat,” kata alumnus Unesa Surabaya ini.
Dari seratus peserta yang mengikuti seleksi di babak awal kemarin malam, telah terpilih 15 peserta putra dan putri untuk maju pada babak berikutnya yakni final.
“Untuk peserta yang masuk seleksi tahap dua nantinya juga diberikan soal dengan mekanisme seperti babak awal,” katanya.
Dari 15 peserta akan dipilih 4 peserta baik putera maupun puteri. “Mereka inilah yang akan memasuki babak final dengan memperebutkan juara satu, dua, tiga serta harapan,” kata Abdul Latif, yang juga bertugas di bagian IT.
Saat babak final, mereka harus melewati sejumlah babak. Yang pertama adalah berupa tanya jawab, dilanjutkan tanya jawab lemparan, khitabah serta adu cepat.
Untuk khitabah, para peserta harus menjelaskan soal yang telah dipilih. “Penilaian kemampuan berpidato sangat menentukan,” katanya.
Diluar itu semua, cerdas cermat ini setidaknya memberikan kesan mendalam sehingga saat pulang ke tempat masing-masing, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan kedalaman Aswaja NU.
Demikian juga, sebelum berangkat, peserta Perwimanas disyaratkan mengenal teknologi informasi secara baik. Karena semua soal disampaikan dalam bentuk online dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada di lokasi.
“Internet, laptop, komputer dan perangkat komunikasi yang lain adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dari seorang pelajar dan aktifis pramuka NU,” terangnya. “Namun yang harus ditekankan adalah bahwa penguasaan terhadap sejumlah piranti teknologi itu hendaknya dapat dioptimalkan untuk tujuan mulia,” lanjutnya.
“Makna inilah yang akan ditekankan kepada peserta Perwimanas, dengan tetap mendorong mereka untuk menguasai teknologi informasi yang sehat dan bermanfaat,” tandas guru MTsN Denanyar Jombang yang juga pengurus PCNU Jombang ini.
Kesan peserta terhadap lomba ini sangat luar biasa. “Tidak ada kegiatan seperti ini di tempat lain,” kata peserta lain. “Saya makin bangga menjadi bagian dari NU,” kata Yuliatin dari Kalimantan Tengah.(s@if)
0 komentar:
Posting Komentar