"Maarif Berkarya Mewujudkan Generasi Emas"

Jumat, 21 Juni 2013


Mojoagung, Jombang ~ Media menjadi kekuatan penting bagi tersebarnya informasi kepada khalayak. Termasuk kegiatan Perkamahan dengan sejumlah kegiatan sarat nilai ini tentu menarik untuk diwartakan.

Karena itu, sejumlah panitia melakukan road show ke sejumlah media cetak di Surabaya beberapa waktu lalu. Diantara mereka adalah Ali Mustofa yang juga panitia pelaksana Perkemahan Wirakarya Pramuka Maarif NU Nasional (Perwimanas), Sunan Fanani (Sekretaris PW LP Maarif NU Jatim), serta didampingi sejumlah pantiia yang lain.

Mereka melakukan silaturahim ke Harian Jawa Pos dan Harian Bangsa yang berada di gedung Graha Pena Jalan Ahmad Yani Surabaya.

Saat berada di Jawa Pos, panitia diterima oleh Nur Wahid yang setiap hari menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, serta Ahmad Tomy.

Ali Mustofa mengharapkan agar kegiatan Perwimanas dapat dipublikasikan khususnya di media Jawa Pos grup. Dosen IAIN Sunan Ampel ini menandaskan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi Lembaga Pendidikan Maarif NU bagi terciptanya generasi muda yang memiliki pemahaman dan kecakapan dari segala aspek.

“Apalagi Perwimanas adalah perkemahan nasional pertama di lingkungan Nahdlatul Ulama,” tandasnya (21/6). Dan antusias peserta sangat tinggi yang dibuktikan dengan akan hadirnya perwakilan NU dari seluruh propinsi di tanah air.

Nur Wahid juga sangat berterimakasih atas waktu yang disempatkan panitia untuk mengunjungi Jawa Pos. “Sebuah kehormatan bila panitia menyempatkan silaturahim ke Jawa Pos,” tandasnya. Melihat besarnya jumlah peserta serta skala kegiatan yang bersifat nasional, dapat dipastikan koran ini akan berpartisipasi dalam memberitakan kegiatan ini.

Usai dari Jawa Pos, rombongan juga menyempatkan mampir di Harian Bangsa yang berada di lantai 8 gedung yang sama.

Dari unsur pimpinan yang menerima panitia adalah Nur Syaifuddin yang menjabat sebagai redaktur pelaksana serta Muhammad Sofyan.

“Bahkan dengan Harian Bangsa, kami sudah menyepakati kerjasama peliputan acara hingga selesai.” Kata Ali Mustofa.

Sedangan dengan media lain, pemberitahuan untuk meliput kegiatan ini sudah dikirim. Baik media cetak maupun online serta televisi dan radio. “Semoga dengan ikhtiar ini, pemberitaan perkemahan akan kian dapat dinikmati masyarakat di berbagai tempat,” terangnya.


Mojoagung, Jombang ~ Media menjadi kekuatan penting bagi tersebarnya informasi kepada khalayak. Termasuk kegiatan Perkamahan dengan sejumlah kegiatan sarat nilai ini tentu menarik untuk diwartakan.

Karena itu, sejumlah panitia melakukan road show ke sejumlah media cetak di Surabaya beberapa waktu lalu. Diantara mereka adalah Ali Mustofa yang juga panitia pelaksana Perkemahan Wirakarya Pramuka Maarif NU Nasional (Perwimanas), Sunan Fanani (Sekretaris PW LP Maarif NU Jatim), serta didampingi sejumlah pantiia yang lain.

Mereka melakukan silaturahim ke Harian Jawa Pos dan Harian Bangsa yang berada di gedung Graha Pena Jalan Ahmad Yani Surabaya.

Saat berada di Jawa Pos, panitia diterima oleh Nur Wahid yang setiap hari menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, serta Ahmad Tomy.

Ali Mustofa mengharapkan agar kegiatan Perwimanas dapat dipublikasikan khususnya di media Jawa Pos grup. Dosen IAIN Sunan Ampel ini menandaskan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi Lembaga Pendidikan Maarif NU bagi terciptanya generasi muda yang memiliki pemahaman dan kecakapan dari segala aspek.

“Apalagi Perwimanas adalah perkemahan nasional pertama di lingkungan Nahdlatul Ulama,” tandasnya (21/6). Dan antusias peserta sangat tinggi yang dibuktikan dengan akan hadirnya perwakilan NU dari seluruh propinsi di tanah air.

Nur Wahid juga sangat berterimakasih atas waktu yang disempatkan panitia untuk mengunjungi Jawa Pos. “Sebuah kehormatan bila panitia menyempatkan silaturahim ke Jawa Pos,” tandasnya. Melihat besarnya jumlah peserta serta skala kegiatan yang bersifat nasional, dapat dipastikan koran ini akan berpartisipasi dalam memberitakan kegiatan ini.

Usai dari Jawa Pos, rombongan juga menyempatkan mampir di Harian Bangsa yang berada di lantai 8 gedung yang sama.

Dari unsur pimpinan yang menerima panitia adalah Nur Syaifuddin yang menjabat sebagai redaktur pelaksana serta Muhammad Sofyan.

“Bahkan dengan Harian Bangsa, kami sudah menyepakati kerjasama peliputan acara hingga selesai.” Kata Ali Mustofa.

Sedangan dengan media lain, pemberitahuan untuk meliput kegiatan ini sudah dikirim. Baik media cetak maupun online serta televisi dan radio. “Semoga dengan ikhtiar ini, pemberitaan perkemahan akan kian dapat dinikmati masyarakat di berbagai tempat,” terangnya.


Peserta Perwimanas Diperlakukan Layaknya Tamu Kehormatan

Akhir bulan Juni 2013 nanti akan ada perhelatan besar di pesantren ini. Mereka akan bertemu dalam Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional (Perwimanas). Sebuah kepercayaan yang langka.

Santri Putra Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang

Mojoagung Jombang

Ribuan peserta Perwimanas dipastikan akan tumpleg bleg di pesantren yang memiliki luas area hingga dua belas hektar ini. “Dengan peserta sekitar empat ribu, maka area yang akan kami siapkan cukup enam hektar saja,” kata KH Salmanuddin, SAg. Ya, para peserta tersebut nantinya akan datang dari sejumlah propinsi se Indonesia.

Beberapa hari lalu lembaga yang menangani pendidikan di NU yakni LP Maarif telah meluncurkan kegiatan Perwimanas di Kantor PBNU, Sabtu 18 Mei 2013, lalu. Pada saat yang sama juga dideklarasikan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Maarif NU.

Peluncuran Perwimanas Ma’arif NU ini dihadiri Ketua PP LP Maarif NU, Arifin Junaidi, Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Amaroso Katamsi dan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini.

KH Salmanuddin yang didaulat sebagai panitia lokal juga hadir pada kegiatan ini. “Perwimanas sebagai prakrasa dari NU untuk melahirkan kader penerus bangsa yang dapat diandalkan,” katanya usai acara tersebut.

Perwimanas nantinya akan diikuti sekitar 4000 peserta dari 33 propinsi se Indonesia. Hingga acara peluncuran berlangsung dilaporkan sudah ada 1216 peserta yang telah mendaftar dari 19 provinsi. “Kita yakin seluruh utusan dari provinsi di tanah air akan bergabung,” tandas Gus Salman, sapaan akrabnya pekan lalu.

Perkemahan nasional yang pertama kali diselenggarakan oleh Ma’arif ini dimaksud untuk mempertemukan para anggota pramuka di lingkungan NU dan membina persaudaraan pramuka dari seluruh Indonesia. Perwimanas akan diselenggarakan 24 hingga 29 Juni 2013 di pesantren ini.

Siap Jadi Tuan Rumah

Ditanya tentang kesiapan pesantren ini dalam menerima ribuan peserta, Gus Salman tidak tampak gelisah. “Semua fasilitas telah kami siapkan dengan sangat cermat dan optimal,” katanya. Beberapa fasilitas seperti penginapan, MCK, air bersih dan fasilitas pendukung yang lain juga telah tersedia. “Kalau dilihat dari waktu yang tersisa, kami yakin semuanya akan tercukupi sesuai kebutuhan,” tandasnya.

Untuk air miunum, setiap harinya telah tersedia dua truk tanki yang akan mensuplai kebutuhan pokok tersebut. “Airnya kami datangkan langsung dari Pacet Mojokerto yang telah lulus uji kesehatan,” katanya.

Demikian juga untu keperluan makan, pihak tuan rumah telah mempersiapkan sejumlah sayuran dan daging maupun telur dalam bentuk bahan mentah untuk dapat diolah sesuai selera peserta. “Setiap hari, menu yang kami siapkan juga berubah sehingga tidak akan menjemukan,” lanjutnya.

Panggung terbuka untuk atraksi sejumlah peserta dari sejumlah kontingen tanah air juga disediakan di tengah arena. Demikian juga armada untuk wisata religi bagi peserta disediakan setiap hari. “Ada wisata ke para muassis NU di Jombang dan situs sejarah di Mojokerto yang bisa dikunjungi peserta,” kata alumnus Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang ini.

Tidak ketinggalan wisata religi ke lima wali di Jawa Timur serta outbond ke Malang. “Setiap harinya kami siapkan lima armada bus untuk keperluan ini,” tegasnya.

Prinsipnya pesantren ini akan menjadi tuan rmah yang baik sehingga para peserta memiliki kesan mendalam selama mengikuti perkemahan. “Segala kekuatan dan kemampuan kami akan dikerahkan dalam rangka mensukseskan Perwimanas ini,” katanya menjamin.

Pesantren Pendamping Umat

Pondok Pesantren ini diberi nama dengan nama Babussalam yang diambil dari kata Bahasa arab “Baabun’ yang berarti pintu dan “Assalaam’ yang berarti kedaimaian atau keselamatan.

Hal ini barang kali karena pondok ini berada di pintu gerbang Dusun Kalibening sebelah timur, yang berdekatan dengan Pendopo Agung Kearajaan Mojopahit, yakni berjarak 5 Km, tepatnya di Kalibening Tulung Sari Jl. KH. Nur Syahid yang termasuk wilayah desa Tanggalrejo Mojoagung Jombang Jawa Timur.

Untuk mengetahui pendiri Pondok Pesantren Babussalam tidak terlepas dengan aktifitas dakwah penyebaran agama Islam di daerah tersebut. Kala itu terdapat seorang tokoh agama dan pejuang melawan penjajah Belanda, tepatnya tahun 1919 M yang datang ke Kalibening untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Beliau adalah KH. Rofi’i yang berasl dari Popoh Sidoarjo Jawa Timur. Beliau datang ditemani santri dari Medini Kudus, yang telah menjadi kiai di Pondok Pesantren Panji Sidoarjo Jawa Timur bernama KH Dahlan Putra dari KH. Dasa. Saudara dari KH. Nawawi Kudus.

Selanjutnya KH Dahlan berdakwah di Mancar Peterongan Jombang Jawa Timur. Dua orang putra dari empat putra KH. Dahlan tersebut diserahkan KH Rofi’i yang sementara mengajarkan agama di dusun Kalibening untuk belajar agama pada kiyai tersebut. Setelah KH Rofi’i. meninggal, anak menantunya yang bernama KH M. Nur Syahid diserahi mengantikan mengajarkan agama di rumah kiai dan masjid yang ada. Kala itu juga sampai berdiri lembaga pendidikan madrasah.

Dalam perjalanannya, pesantren ini dipegang sepenuhnya oleh Yayasan Babussalam. Kegiatan pendidikan di lembaga ini mulai dari non formal seperti tahfidhul qur’an, madrasah diniyah, jam’iyatul qurro’ wal huffadz, pengajian kitab kuning (sorogan dan weton) dan TPQ. Sedangkan lembaga pendidikan formal adalah Taman Kanak–kanak (TK/RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Gus Salman menyadari bahwa mayoritas santrinya adalah dari kalangan kelas menengah ekonomi bawah. Namun demikian, jangan sampai alasan ekonomi menjadi kendala sejumlah santri dan pelajar untuk tidak bisa menikmati pendidikan dan pengajian. “Kita tidak terima kalau ada santri mau pergi hanya karena alasan kebutuhan harian yang tidak terjangkau,” tandas Ketua PC LP Maarif NU Jombang ini.

Karena itu sejumlah terobosan ekonomi dilakuan oleh pesantren ini. Dari mulai usaha menyediakan alat tulis kantor, biro perjalanan dan armada dharmawisata, depo air minum serta sejumlah kegiatan lainnya dioptimalkan untuk menopang kebutuhan santri yang terus meningkat. Demikian juga peningkatan mutu dan layanan pesantren sehingga mampu menjawab sejumlah harapan mereka bagi pengembangan diri.

“Semua ikthtiar akan kami berikan demi khidmat kepada calon kader NUmasa depan ini,” katanya. Tidak berlebihan kalau kemudian masyarakat sekitar sangat mengenal pesantren ini. Kalau ada orang ingin berkunjung dan belum pernah tahu pesantren ini, tingal menanyakan alamat pesantren kepada banyak orang. Di terminal Mojoagung yang sebenarnya masih lumayan jauh, para tukang ojek, sopir dan mereka yang biasa mangkal akan dengan cekatan memberikan petunjuk arah menuju pesantren ini.

Ini sekaligus menggambarkan bahwa Babussalam adalah diantara sekian banyak pesantren yang dekat dengan masyarakat. Sehingga terus berusaha bersama mereka dalam membimbing dan menyediakan kebutuhan terbaik untuk siswa dan santri serta masyarakat sekitar.


Peserta Perwimanas Diperlakukan Layaknya Tamu Kehormatan

Akhir bulan Juni 2013 nanti akan ada perhelatan besar di pesantren ini. Mereka akan bertemu dalam Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional (Perwimanas). Sebuah kepercayaan yang langka.

Santri Putra Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang

Mojoagung Jombang

Ribuan peserta Perwimanas dipastikan akan tumpleg bleg di pesantren yang memiliki luas area hingga dua belas hektar ini. “Dengan peserta sekitar empat ribu, maka area yang akan kami siapkan cukup enam hektar saja,” kata KH Salmanuddin, SAg. Ya, para peserta tersebut nantinya akan datang dari sejumlah propinsi se Indonesia.

Beberapa hari lalu lembaga yang menangani pendidikan di NU yakni LP Maarif telah meluncurkan kegiatan Perwimanas di Kantor PBNU, Sabtu 18 Mei 2013, lalu. Pada saat yang sama juga dideklarasikan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Maarif NU.

Peluncuran Perwimanas Ma’arif NU ini dihadiri Ketua PP LP Maarif NU, Arifin Junaidi, Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Amaroso Katamsi dan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini.

KH Salmanuddin yang didaulat sebagai panitia lokal juga hadir pada kegiatan ini. “Perwimanas sebagai prakrasa dari NU untuk melahirkan kader penerus bangsa yang dapat diandalkan,” katanya usai acara tersebut.

Perwimanas nantinya akan diikuti sekitar 4000 peserta dari 33 propinsi se Indonesia. Hingga acara peluncuran berlangsung dilaporkan sudah ada 1216 peserta yang telah mendaftar dari 19 provinsi. “Kita yakin seluruh utusan dari provinsi di tanah air akan bergabung,” tandas Gus Salman, sapaan akrabnya pekan lalu.

Perkemahan nasional yang pertama kali diselenggarakan oleh Ma’arif ini dimaksud untuk mempertemukan para anggota pramuka di lingkungan NU dan membina persaudaraan pramuka dari seluruh Indonesia. Perwimanas akan diselenggarakan 24 hingga 29 Juni 2013 di pesantren ini.

Siap Jadi Tuan Rumah

Ditanya tentang kesiapan pesantren ini dalam menerima ribuan peserta, Gus Salman tidak tampak gelisah. “Semua fasilitas telah kami siapkan dengan sangat cermat dan optimal,” katanya. Beberapa fasilitas seperti penginapan, MCK, air bersih dan fasilitas pendukung yang lain juga telah tersedia. “Kalau dilihat dari waktu yang tersisa, kami yakin semuanya akan tercukupi sesuai kebutuhan,” tandasnya.

Untuk air miunum, setiap harinya telah tersedia dua truk tanki yang akan mensuplai kebutuhan pokok tersebut. “Airnya kami datangkan langsung dari Pacet Mojokerto yang telah lulus uji kesehatan,” katanya.

Demikian juga untu keperluan makan, pihak tuan rumah telah mempersiapkan sejumlah sayuran dan daging maupun telur dalam bentuk bahan mentah untuk dapat diolah sesuai selera peserta. “Setiap hari, menu yang kami siapkan juga berubah sehingga tidak akan menjemukan,” lanjutnya.

Panggung terbuka untuk atraksi sejumlah peserta dari sejumlah kontingen tanah air juga disediakan di tengah arena. Demikian juga armada untuk wisata religi bagi peserta disediakan setiap hari. “Ada wisata ke para muassis NU di Jombang dan situs sejarah di Mojokerto yang bisa dikunjungi peserta,” kata alumnus Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang ini.

Tidak ketinggalan wisata religi ke lima wali di Jawa Timur serta outbond ke Malang. “Setiap harinya kami siapkan lima armada bus untuk keperluan ini,” tegasnya.

Prinsipnya pesantren ini akan menjadi tuan rmah yang baik sehingga para peserta memiliki kesan mendalam selama mengikuti perkemahan. “Segala kekuatan dan kemampuan kami akan dikerahkan dalam rangka mensukseskan Perwimanas ini,” katanya menjamin.

Pesantren Pendamping Umat

Pondok Pesantren ini diberi nama dengan nama Babussalam yang diambil dari kata Bahasa arab “Baabun’ yang berarti pintu dan “Assalaam’ yang berarti kedaimaian atau keselamatan.

Hal ini barang kali karena pondok ini berada di pintu gerbang Dusun Kalibening sebelah timur, yang berdekatan dengan Pendopo Agung Kearajaan Mojopahit, yakni berjarak 5 Km, tepatnya di Kalibening Tulung Sari Jl. KH. Nur Syahid yang termasuk wilayah desa Tanggalrejo Mojoagung Jombang Jawa Timur.

Untuk mengetahui pendiri Pondok Pesantren Babussalam tidak terlepas dengan aktifitas dakwah penyebaran agama Islam di daerah tersebut. Kala itu terdapat seorang tokoh agama dan pejuang melawan penjajah Belanda, tepatnya tahun 1919 M yang datang ke Kalibening untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Beliau adalah KH. Rofi’i yang berasl dari Popoh Sidoarjo Jawa Timur. Beliau datang ditemani santri dari Medini Kudus, yang telah menjadi kiai di Pondok Pesantren Panji Sidoarjo Jawa Timur bernama KH Dahlan Putra dari KH. Dasa. Saudara dari KH. Nawawi Kudus.

Selanjutnya KH Dahlan berdakwah di Mancar Peterongan Jombang Jawa Timur. Dua orang putra dari empat putra KH. Dahlan tersebut diserahkan KH Rofi’i yang sementara mengajarkan agama di dusun Kalibening untuk belajar agama pada kiyai tersebut. Setelah KH Rofi’i. meninggal, anak menantunya yang bernama KH M. Nur Syahid diserahi mengantikan mengajarkan agama di rumah kiai dan masjid yang ada. Kala itu juga sampai berdiri lembaga pendidikan madrasah.

Dalam perjalanannya, pesantren ini dipegang sepenuhnya oleh Yayasan Babussalam. Kegiatan pendidikan di lembaga ini mulai dari non formal seperti tahfidhul qur’an, madrasah diniyah, jam’iyatul qurro’ wal huffadz, pengajian kitab kuning (sorogan dan weton) dan TPQ. Sedangkan lembaga pendidikan formal adalah Taman Kanak–kanak (TK/RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Gus Salman menyadari bahwa mayoritas santrinya adalah dari kalangan kelas menengah ekonomi bawah. Namun demikian, jangan sampai alasan ekonomi menjadi kendala sejumlah santri dan pelajar untuk tidak bisa menikmati pendidikan dan pengajian. “Kita tidak terima kalau ada santri mau pergi hanya karena alasan kebutuhan harian yang tidak terjangkau,” tandas Ketua PC LP Maarif NU Jombang ini.

Karena itu sejumlah terobosan ekonomi dilakuan oleh pesantren ini. Dari mulai usaha menyediakan alat tulis kantor, biro perjalanan dan armada dharmawisata, depo air minum serta sejumlah kegiatan lainnya dioptimalkan untuk menopang kebutuhan santri yang terus meningkat. Demikian juga peningkatan mutu dan layanan pesantren sehingga mampu menjawab sejumlah harapan mereka bagi pengembangan diri.

“Semua ikthtiar akan kami berikan demi khidmat kepada calon kader NUmasa depan ini,” katanya. Tidak berlebihan kalau kemudian masyarakat sekitar sangat mengenal pesantren ini. Kalau ada orang ingin berkunjung dan belum pernah tahu pesantren ini, tingal menanyakan alamat pesantren kepada banyak orang. Di terminal Mojoagung yang sebenarnya masih lumayan jauh, para tukang ojek, sopir dan mereka yang biasa mangkal akan dengan cekatan memberikan petunjuk arah menuju pesantren ini.

Ini sekaligus menggambarkan bahwa Babussalam adalah diantara sekian banyak pesantren yang dekat dengan masyarakat. Sehingga terus berusaha bersama mereka dalam membimbing dan menyediakan kebutuhan terbaik untuk siswa dan santri serta masyarakat sekitar.