"Maarif Berkarya Mewujudkan Generasi Emas"

Selasa, 25 Juni 2013

  HASIL OLIMPIADE ASWAJA (PUTRA)

BABAK KUALIFIKASI I


NO.NAMAKONTINGENSKOR
1ASMOROKAB. PASURUAN80%
2AGIL MUHAMMADGRESIK78%
3MOH.KHASAN AZIZIKAB KEDIRI78%
4USMAN ALINTB70%
5FATHONI ARIFANDILUMAJANG70%
6M.NAILUL ASLAMKAB BLITAR68%
7DEDI SETIAWANLAMONGAN68%
8IMAM SYAFI'IEKAB. SUMENEP66%
9M. SA'ID ABDURROHMAN KUNTA MARDLIANBOJONEGORO62%
10AHMAD ZULHAM HABIBIEBANGIL62%
11AA ALI AKBARJAWA BARAT60%
12ANDRI KURNIAWANJEMBER58%
13ABDUR ROHMAN ZUHDIJAWA TENGAH56%
14ABDUL ROJAKBANYUWANGI54%
15M.ABDULLOH MAKSUMKOTA PROBOLINGGO54%

Catatan: Nama-nama di atas berhak mengikuti Babak Kualifikasi II


HASIL OLIMPIADE ASWAJA (PUTRI)

BABAK KUALIFIKASI I

NO.NAMAKONTINGENSKOR
1SITIROBIAHKENCONG-JEMBER76%
2FITRI RAHMI ELIFI KAB. NGANJUK68%
3FERDIA WINDARTIGRESIK64%
4SARAH MAZUINBATU62%
5ULIA MAULIDAH MUSYAFFAFISIDOARJO60%
6ERIS SUSANTILUMAJANG60%
7FIRMA FAIZATUL HAQIQIKOTA BLITAR58%
8NILTA HURINKAB BLITAR58%
9SRI WIDIATINTB56%
10FADLAINIJAMBI54%
11DINA IMAMAHKOTA MOJOKERTO52%
12INDI GHOZIRUR ROHMAHBANYUWANGI50%
13RIRIN AGUSTINKEDIRI50%
14NIA NUR HIDAYATILAMONGAN50%
15NUR ANIS ROCHMAWATIMAGETAN48%

Catatan: Nama-nama di atas berhak mengikuti Babak Kualifikasi II

  HASIL OLIMPIADE ASWAJA (PUTRA)

BABAK KUALIFIKASI I


NO.NAMAKONTINGENSKOR
1ASMOROKAB. PASURUAN80%
2AGIL MUHAMMADGRESIK78%
3MOH.KHASAN AZIZIKAB KEDIRI78%
4USMAN ALINTB70%
5FATHONI ARIFANDILUMAJANG70%
6M.NAILUL ASLAMKAB BLITAR68%
7DEDI SETIAWANLAMONGAN68%
8IMAM SYAFI'IEKAB. SUMENEP66%
9M. SA'ID ABDURROHMAN KUNTA MARDLIANBOJONEGORO62%
10AHMAD ZULHAM HABIBIEBANGIL62%
11AA ALI AKBARJAWA BARAT60%
12ANDRI KURNIAWANJEMBER58%
13ABDUR ROHMAN ZUHDIJAWA TENGAH56%
14ABDUL ROJAKBANYUWANGI54%
15M.ABDULLOH MAKSUMKOTA PROBOLINGGO54%

Catatan: Nama-nama di atas berhak mengikuti Babak Kualifikasi II


HASIL OLIMPIADE ASWAJA (PUTRI)

BABAK KUALIFIKASI I

NO.NAMAKONTINGENSKOR
1SITIROBIAHKENCONG-JEMBER76%
2FITRI RAHMI ELIFI KAB. NGANJUK68%
3FERDIA WINDARTIGRESIK64%
4SARAH MAZUINBATU62%
5ULIA MAULIDAH MUSYAFFAFISIDOARJO60%
6ERIS SUSANTILUMAJANG60%
7FIRMA FAIZATUL HAQIQIKOTA BLITAR58%
8NILTA HURINKAB BLITAR58%
9SRI WIDIATINTB56%
10FADLAINIJAMBI54%
11DINA IMAMAHKOTA MOJOKERTO52%
12INDI GHOZIRUR ROHMAHBANYUWANGI50%
13RIRIN AGUSTINKEDIRI50%
14NIA NUR HIDAYATILAMONGAN50%
15NUR ANIS ROCHMAWATIMAGETAN48%

Catatan: Nama-nama di atas berhak mengikuti Babak Kualifikasi II

Jombang - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, berkesempatan mengunjungi Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, pada Selasa (25/6/2013).


Pada kesempatan kunjungan itu, mantan menteri pertahanan era presiden Gus Dur ini menyempatkan diri melakukan dialog pada sarasehan singkat dengan peserta Perwimanas. "Selamat datang kakak, selamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan," demikian mars sambutan peserta Perwimanas saat Mahfud MD memasuki arena sarasehan.

Dengan dipandu oleh Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Hz. Arifin Junaidi, Mahfud MD menyampaikan pikiran dan pandangannya tentang generasi muda dan tantangan yang akan dihadapi dimasa depan. "Tantangan di masa depan semakin berat. Tapi, jangan takut hadapi tantangan," ujar Mahfud MD.

Dia berpesan, sebagai kader generasi penerus bangsa, para anggota pramuka dan generasi muda harus bekerja keras untuk meraih impian dan cita-citanya. Kesuksesan, tandas Mahfud, hanya bisa diraih dengan kerja keras. "Jangan takut hadapi tantangan. Tdk ada kehormatan yang bisa diambil orang yang tidak berbuat apapun," katanya menyitir puisi seorang penyair asal Baghdad.

Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini mengatakan, tantangan dihadapan mata yang harus disongsong generasi muda Nahdlatul Ulama adalah modernisasi dan globalisasi. "Modernisasi dan globalisasi adalah keniscayaan, tidak bisa dihindari. Prinsip NU adalah menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," ujar Mahfud MD.

Kader NU yang digadang-gadang bakal ambil bagian dalam pencalonan presiden pada Pilpres 2014 ini menyebutkan, 5 ciri utama globalisasi dan harus disongsong generasi muda adalah teknologi informasi, penegakan demokrasi, penegakan hak asasi, lingkungan hidup dan konomi pasar.

Usai berdialog dengan peserta Perwimanas, Mahfud MD mengunjungi arena perkemahan dan tenda peserta Perwimanas. Pesan agar generasi muda NU bersiap menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi kembali dilontarkan oleh Mahfud MD. (@moh_syafii)

Jombang - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, berkesempatan mengunjungi Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, pada Selasa (25/6/2013).


Pada kesempatan kunjungan itu, mantan menteri pertahanan era presiden Gus Dur ini menyempatkan diri melakukan dialog pada sarasehan singkat dengan peserta Perwimanas. "Selamat datang kakak, selamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan," demikian mars sambutan peserta Perwimanas saat Mahfud MD memasuki arena sarasehan.

Dengan dipandu oleh Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Hz. Arifin Junaidi, Mahfud MD menyampaikan pikiran dan pandangannya tentang generasi muda dan tantangan yang akan dihadapi dimasa depan. "Tantangan di masa depan semakin berat. Tapi, jangan takut hadapi tantangan," ujar Mahfud MD.

Dia berpesan, sebagai kader generasi penerus bangsa, para anggota pramuka dan generasi muda harus bekerja keras untuk meraih impian dan cita-citanya. Kesuksesan, tandas Mahfud, hanya bisa diraih dengan kerja keras. "Jangan takut hadapi tantangan. Tdk ada kehormatan yang bisa diambil orang yang tidak berbuat apapun," katanya menyitir puisi seorang penyair asal Baghdad.

Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini mengatakan, tantangan dihadapan mata yang harus disongsong generasi muda Nahdlatul Ulama adalah modernisasi dan globalisasi. "Modernisasi dan globalisasi adalah keniscayaan, tidak bisa dihindari. Prinsip NU adalah menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," ujar Mahfud MD.

Kader NU yang digadang-gadang bakal ambil bagian dalam pencalonan presiden pada Pilpres 2014 ini menyebutkan, 5 ciri utama globalisasi dan harus disongsong generasi muda adalah teknologi informasi, penegakan demokrasi, penegakan hak asasi, lingkungan hidup dan konomi pasar.

Usai berdialog dengan peserta Perwimanas, Mahfud MD mengunjungi arena perkemahan dan tenda peserta Perwimanas. Pesan agar generasi muda NU bersiap menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi kembali dilontarkan oleh Mahfud MD. (@moh_syafii)

Jombang, Perwimanas - Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Allah  SWT (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan / pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Setiap pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Allah SWT. Hubungan spiritual dengan Allah SWT terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Dalam Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional NU 2013 (Perwimanas) di Bumi Perkemahan PP Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang benar-benar membuat jiwa / karakter siswa terbentuk, salah satu dari kepribadian Karakter atau juga kita kenal dengan Ahlaqul Karimah benar-benar terbentuk dengan menumbuhkan sifat sosial. Subhanallah, ternyata masih ada dari peserta perkemahan kita yang punya jiwa besar dalam hal melakukan kebaikan, untuk itu semua tergantung pada niat dari masing-masing pribadi.


Ada dari peserta Kontingen Yogyakarta (Sangga Pendobrak) bernama Dodi Setiawan dan Taufiq Budi Setyawan menemukan sebuah dompet yang didalamnya berisi beberapa lembar uang pecahan seratus ribu rupiah, tetapi tidak tergiur untuk memakainya.

Ada rasa kasihan terhadap yang kehilangan, karena mereka merasa kalau terjadi pada dirinya sendiri pasti akan sangat menyedihkan, jawab mereka ketika ditanya oleh para kakak-kakak yang bertugas di pos kesekretariatan Perwimanas 2013.

Sungguh jiwa yang mulia yang perlu di apresiasi. Semoga kejadian ini menjadikan suatu pengalaman empirik yang perlu kita evaluasi pada diri kita.(@lvalima)

Jombang, Perwimanas - Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Allah  SWT (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan / pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Setiap pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Allah SWT. Hubungan spiritual dengan Allah SWT terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Dalam Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional NU 2013 (Perwimanas) di Bumi Perkemahan PP Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang benar-benar membuat jiwa / karakter siswa terbentuk, salah satu dari kepribadian Karakter atau juga kita kenal dengan Ahlaqul Karimah benar-benar terbentuk dengan menumbuhkan sifat sosial. Subhanallah, ternyata masih ada dari peserta perkemahan kita yang punya jiwa besar dalam hal melakukan kebaikan, untuk itu semua tergantung pada niat dari masing-masing pribadi.


Ada dari peserta Kontingen Yogyakarta (Sangga Pendobrak) bernama Dodi Setiawan dan Taufiq Budi Setyawan menemukan sebuah dompet yang didalamnya berisi beberapa lembar uang pecahan seratus ribu rupiah, tetapi tidak tergiur untuk memakainya.

Ada rasa kasihan terhadap yang kehilangan, karena mereka merasa kalau terjadi pada dirinya sendiri pasti akan sangat menyedihkan, jawab mereka ketika ditanya oleh para kakak-kakak yang bertugas di pos kesekretariatan Perwimanas 2013.

Sungguh jiwa yang mulia yang perlu di apresiasi. Semoga kejadian ini menjadikan suatu pengalaman empirik yang perlu kita evaluasi pada diri kita.(@lvalima)

Tidak semua orang suka memiliki alat komunikasi yang beragam. Tidak sedikit yang mencukupkan dengan hape jadul.

Diantara yang sedikit itu adalah Kak Edy Ya'kub. Pengurus Wilayah Maarif Jatim sekaligus wartawan dari salah satu media online ini hanya memiliki hape jadul one-card yang cukup untuk call dan sms.


Saat beberapa kawan menanyakan nomor PIN Blackberry, Cak Edy bergeming. “Saya gak punya Bebe mas,” katanya sembari tertawa ringan.

Baginya, hidup tidak harus selalu bergantung dengan alat komunikasi, termasuk Bebe dan aplikasi komunikasi lainnya.

Semakin kita mengikuti perkembangan alat komunikasi, maka privasi kita kian terganggu,” sergahnya.

"Chatting dengan YM sudah biasa, BBM dan FB memang gak punya biar waktu tidak terkuras dan gak terlalu disibukkan dengan teknologi," lanjutnya.

Karena itu ia tidak merasa ketinggalan jaman karena tidak mengenal apalagi menggunakan Bebe, whatsup, dan sejenisnya. “Cukup telpon atau sms saja,” pungkas kakak yang punya akun Twitter @edyyakub.

Tidak semua orang suka memiliki alat komunikasi yang beragam. Tidak sedikit yang mencukupkan dengan hape jadul.

Diantara yang sedikit itu adalah Kak Edy Ya'kub. Pengurus Wilayah Maarif Jatim sekaligus wartawan dari salah satu media online ini hanya memiliki hape jadul one-card yang cukup untuk call dan sms.


Saat beberapa kawan menanyakan nomor PIN Blackberry, Cak Edy bergeming. “Saya gak punya Bebe mas,” katanya sembari tertawa ringan.

Baginya, hidup tidak harus selalu bergantung dengan alat komunikasi, termasuk Bebe dan aplikasi komunikasi lainnya.

Semakin kita mengikuti perkembangan alat komunikasi, maka privasi kita kian terganggu,” sergahnya.

"Chatting dengan YM sudah biasa, BBM dan FB memang gak punya biar waktu tidak terkuras dan gak terlalu disibukkan dengan teknologi," lanjutnya.

Karena itu ia tidak merasa ketinggalan jaman karena tidak mengenal apalagi menggunakan Bebe, whatsup, dan sejenisnya. “Cukup telpon atau sms saja,” pungkas kakak yang punya akun Twitter @edyyakub.

Jombang - Perkemahan pertama tingkat nasional di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) menyisakan perasaan haru bagi sejumlah kontingen. Utamanya utusan dari luar pulau Jawa.


Senyum Wahyudi terus mengembang saat menceritakan kesan selama mengikuti Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas) di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang (24-29/6).

Ini pengalaman sangat langka, mahal serta istimewa,” katanya mengawali pembicaraan.

Bersama tujuh peserta putri serta lima putra dan didampingi dua orang pembina, rombongan dari Kalimantan Tengah ini bisa mendarat di Bandara Juanda Surabaya pada hari Sabtu. Mereka tidak mengalami kesulitan menuju lokasi perkemahan karena telah dijemput panitia.

Kami langsung ke bumi perkemahan ini bersama armada dari panitia,” kata pria kelahiran Tumbang Senamang Kalimantan Tengah ini.

Sigapnya panitia dalam menerima dan melayani peserta dari sejumlah provinsi se tanah air membuat alumnus STAIN Palangkaraya ini salut. “Panitia sangat sigap,” katanya.

Rasa bangga sebagai bagian dari warga Nahdlatul Ulama semakin menggelora saat pembukaan Perwimanas karena bisa menyaksikan atraksi dan kebolehan terbaik dari sejumlah kontingen. “Sungguh kami menyaksikan kehebatan dari para kader muda NU,” tandasnya.

Suguhan tari Remo khas Jombang, Reog Ponorogo, Marching Band Jawaahirul Hikmah dari Tulungagung, kehebatan pendekar Pagar Nusa, membuat pria kelahiran 17 Agustus 1980 ini semakin bangga.

Ini adalah penampilan terbaik yang secara langsung dapat kami saksikan,” katanya.

Dari perkemahan ini pula, ia bersama rombongan bisa dipertemukan dengan sejumlah kontingen utusan seluruh tanah air. Apalagi rombongan Kalimantan Tengah bersebelahan dengan utusan dari Propinsi Jogjakarta.

Kebetulan saat tragedi gempa, kami mengumpulkan donasi untuk saudara kita di Jogja,” katanya. “Alhamdulillah di Perwimanas kita dipertemukan,” lanjutnya.

Wahyudi bersama kontingen tidak hanya menyaksikan dan menikmati serta terkagum-kagum dengan penampilan saat pembukaan acara hari Senin lalu. “Kami juga akan unjuk kebolehan,” katanya sedikit promosi.

Guru di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangkaraya ini menampilkan kolaborasi tari Dadas dan Tari Mandau. “Tarian ini termasuk diantara ciri khas di daerah kami,” ungkapnya.

Makna dari tarian Dadas sebagai penghantar syukur kepada Allah SWT karena keberhasilan dari berbagai aspek kehidupan. “Ini juga sebagai ciri khas dari masyarakat Dayak yang nota bene suku asli Kalimantan Tengah ,” tuturnya.

Sesuai dengan namanya, tari Mandau adalah rangkaian gerak dengan menggunakan senjata khas dayak yakni mandau atau semacam parang.

Tarian ini membawa pesan bahwa masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi harkat, martabat serta kehormatan,” sergahnya.

Dengan kolaborasi ini, maka ada sinergi antara rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan dengan ciri khas identitas masyarakat Kalimantan Tengah yakni suku Dayak,” tandasnya.

Tarian ini diperankan secara apik oleh kalangan pelajar pilihan dari MA Muslimat NU dan SMA 2 Palangkaraya.

Semoga para peserta dapat mengenal lebih dekat Kalimantan Tengah dengan suku Dayak dan budaya yang dimiliki,” harapnya.

Tidak lupa ia dan rombongan mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya Perwimanas ini. “Semoga LP Ma’arif dan NU akan terus memberikan sumbangsih kepada agama dan bangsa ini seperti yang telah dilakukan para muassis,” pungkasnya.

Jombang - Perkemahan pertama tingkat nasional di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) menyisakan perasaan haru bagi sejumlah kontingen. Utamanya utusan dari luar pulau Jawa.


Senyum Wahyudi terus mengembang saat menceritakan kesan selama mengikuti Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas) di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang (24-29/6).

Ini pengalaman sangat langka, mahal serta istimewa,” katanya mengawali pembicaraan.

Bersama tujuh peserta putri serta lima putra dan didampingi dua orang pembina, rombongan dari Kalimantan Tengah ini bisa mendarat di Bandara Juanda Surabaya pada hari Sabtu. Mereka tidak mengalami kesulitan menuju lokasi perkemahan karena telah dijemput panitia.

Kami langsung ke bumi perkemahan ini bersama armada dari panitia,” kata pria kelahiran Tumbang Senamang Kalimantan Tengah ini.

Sigapnya panitia dalam menerima dan melayani peserta dari sejumlah provinsi se tanah air membuat alumnus STAIN Palangkaraya ini salut. “Panitia sangat sigap,” katanya.

Rasa bangga sebagai bagian dari warga Nahdlatul Ulama semakin menggelora saat pembukaan Perwimanas karena bisa menyaksikan atraksi dan kebolehan terbaik dari sejumlah kontingen. “Sungguh kami menyaksikan kehebatan dari para kader muda NU,” tandasnya.

Suguhan tari Remo khas Jombang, Reog Ponorogo, Marching Band Jawaahirul Hikmah dari Tulungagung, kehebatan pendekar Pagar Nusa, membuat pria kelahiran 17 Agustus 1980 ini semakin bangga.

Ini adalah penampilan terbaik yang secara langsung dapat kami saksikan,” katanya.

Dari perkemahan ini pula, ia bersama rombongan bisa dipertemukan dengan sejumlah kontingen utusan seluruh tanah air. Apalagi rombongan Kalimantan Tengah bersebelahan dengan utusan dari Propinsi Jogjakarta.

Kebetulan saat tragedi gempa, kami mengumpulkan donasi untuk saudara kita di Jogja,” katanya. “Alhamdulillah di Perwimanas kita dipertemukan,” lanjutnya.

Wahyudi bersama kontingen tidak hanya menyaksikan dan menikmati serta terkagum-kagum dengan penampilan saat pembukaan acara hari Senin lalu. “Kami juga akan unjuk kebolehan,” katanya sedikit promosi.

Guru di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangkaraya ini menampilkan kolaborasi tari Dadas dan Tari Mandau. “Tarian ini termasuk diantara ciri khas di daerah kami,” ungkapnya.

Makna dari tarian Dadas sebagai penghantar syukur kepada Allah SWT karena keberhasilan dari berbagai aspek kehidupan. “Ini juga sebagai ciri khas dari masyarakat Dayak yang nota bene suku asli Kalimantan Tengah ,” tuturnya.

Sesuai dengan namanya, tari Mandau adalah rangkaian gerak dengan menggunakan senjata khas dayak yakni mandau atau semacam parang.

Tarian ini membawa pesan bahwa masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi harkat, martabat serta kehormatan,” sergahnya.

Dengan kolaborasi ini, maka ada sinergi antara rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan dengan ciri khas identitas masyarakat Kalimantan Tengah yakni suku Dayak,” tandasnya.

Tarian ini diperankan secara apik oleh kalangan pelajar pilihan dari MA Muslimat NU dan SMA 2 Palangkaraya.

Semoga para peserta dapat mengenal lebih dekat Kalimantan Tengah dengan suku Dayak dan budaya yang dimiliki,” harapnya.

Tidak lupa ia dan rombongan mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya Perwimanas ini. “Semoga LP Ma’arif dan NU akan terus memberikan sumbangsih kepada agama dan bangsa ini seperti yang telah dilakukan para muassis,” pungkasnya.

Jombang - Para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, Jawa Timur melakukan aktifitas penanaman 1.000 pohon pada hari kedua pelaksanaan Perwimanas.

Penanaman pohon merupakan salah satu bentuk kegiatan bakti masyarakat peserta kegiatan Perwimanas. Kegiatan penanaman pohon pada hari kedua Perwimanas dikonsentrasikan di lingkungan perkemahan di Dusun Kalibening, Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

Peserta Perwimanas sedang melaksanakan kegiatan penanaman 1.000 pohon
Peserta Perwimanas sedang melaksanakan kegiatan penanaman 1.000 pohon

"Hari ini ada seribu pohon yang akan ditanam, sementara dikonsentrasikan di lingkungan kampung lokasi perkemahan," jelas Nasiroddin, panitia pendamping kegiatan penanaman, Selasa (25/6/2013).

Sekretaris Panitia Pelaksana Perwimanas, Ani Subagyo mengatakan, jumlah bibit siap tanam yang rencana ditanam sebanyak 6.500 bibit. Bibit tersebut terdiri dari beragam jenis tanaman. "Bibitnya macam-macam. Jumlah asalnya lima ribu, tapi keterangan terakhir dari Kementerian Kehutanan yang dikirim nanti sebanyak enam ribu lima ratus bibit," ujar dia.

Dimana lokasi penanaman? Ani Subagyo menyebut sudah ada beberapa lokasi yang akan menjadi sasaran penanaman. Panitia juga melakukan survei beberapa lokasi lainnya untuk dijadikan sasaran penanaman. (@moh_syafii)

Jombang - Para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, Jawa Timur melakukan aktifitas penanaman 1.000 pohon pada hari kedua pelaksanaan Perwimanas.

Penanaman pohon merupakan salah satu bentuk kegiatan bakti masyarakat peserta kegiatan Perwimanas. Kegiatan penanaman pohon pada hari kedua Perwimanas dikonsentrasikan di lingkungan perkemahan di Dusun Kalibening, Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

Peserta Perwimanas sedang melaksanakan kegiatan penanaman 1.000 pohon
Peserta Perwimanas sedang melaksanakan kegiatan penanaman 1.000 pohon

"Hari ini ada seribu pohon yang akan ditanam, sementara dikonsentrasikan di lingkungan kampung lokasi perkemahan," jelas Nasiroddin, panitia pendamping kegiatan penanaman, Selasa (25/6/2013).

Sekretaris Panitia Pelaksana Perwimanas, Ani Subagyo mengatakan, jumlah bibit siap tanam yang rencana ditanam sebanyak 6.500 bibit. Bibit tersebut terdiri dari beragam jenis tanaman. "Bibitnya macam-macam. Jumlah asalnya lima ribu, tapi keterangan terakhir dari Kementerian Kehutanan yang dikirim nanti sebanyak enam ribu lima ratus bibit," ujar dia.

Dimana lokasi penanaman? Ani Subagyo menyebut sudah ada beberapa lokasi yang akan menjadi sasaran penanaman. Panitia juga melakukan survei beberapa lokasi lainnya untuk dijadikan sasaran penanaman. (@moh_syafii)

Jombang - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengunjungi lokasi Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, Selasa (25/62013) siang. Dalam kunjungan itu, Mahfud sempat berdialog dengan para peserta Perwimanas.

Mahfud MD, didampingi Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Mahfud MD, didampingi Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ditemui usai dialog dengan peserta Perwimanas, Mahfud MD mengaku terkesan dengan kegiatan kepanduan yang melibatkan pelajar pramuka di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU. Menurut dia, kegiatan perkemahan ini merupakan modal penting bagi Nahdlatul Ulama untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa.

"Kegiatan (perwimanas) ini bagus bagi NU dan kader-kader muda NU. Para pelajar NU adalah aset bangsa dan calon pemimpin yang perlu diberi ruang yang bisa mengembangkan bakat kepemimpinan mereka," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, satu hal yang penting untuk ditanamankan dalam kegiatan kepanduan bagi pelajar di lingkungan NU adalah penanaman nilai aswaja ala Nahdlatul Ulama. Menurut dia, faham kebangsaan yang diusung dan diperjuangkan NU di Indonesia terbukti mampu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kegiatan ini positif bagi penanaman nilai nilai aswaja NU pada generasi muda NU. Bagus jika dilaksanakan secara rutin. Ini menjadi modal bagi NU untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa," pungkas Mahfud MD. (@moh_syafii)

Jombang - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengunjungi lokasi Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, Selasa (25/62013) siang. Dalam kunjungan itu, Mahfud sempat berdialog dengan para peserta Perwimanas.

Mahfud MD, didampingi Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Mahfud MD, didampingi Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ditemui usai dialog dengan peserta Perwimanas, Mahfud MD mengaku terkesan dengan kegiatan kepanduan yang melibatkan pelajar pramuka di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU. Menurut dia, kegiatan perkemahan ini merupakan modal penting bagi Nahdlatul Ulama untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa.

"Kegiatan (perwimanas) ini bagus bagi NU dan kader-kader muda NU. Para pelajar NU adalah aset bangsa dan calon pemimpin yang perlu diberi ruang yang bisa mengembangkan bakat kepemimpinan mereka," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, satu hal yang penting untuk ditanamankan dalam kegiatan kepanduan bagi pelajar di lingkungan NU adalah penanaman nilai aswaja ala Nahdlatul Ulama. Menurut dia, faham kebangsaan yang diusung dan diperjuangkan NU di Indonesia terbukti mampu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kegiatan ini positif bagi penanaman nilai nilai aswaja NU pada generasi muda NU. Bagus jika dilaksanakan secara rutin. Ini menjadi modal bagi NU untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa," pungkas Mahfud MD. (@moh_syafii)

Jombang - Peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) tidak bisa berlama - lama membuang waktu di arena perkemahan. Setumpuk agenda edukatif dan kreatif sudah menanti untuk diikuti para pelajar pramuka Ma'arif se Indonesia ini.

Setumpuk agenda sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara bagi peserta Perwimanas yang berkemah di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, selama 24 - 29 Juni 2013. Agenda kegiatan itu meliputi Seminar dan Kajian Agama, ziarah ke makam wali, bakti masyarakat dan Pentas seni.

Agenda lain yang menanti keikutsertaan peserta adalah Outbond dan rafting serta Pentas seni dan pameran produk usaha dan kerajinan. "Itu agenda agenda yang sudah siap. Untuk ziarah wali, ada dua kelompok, pertama ke wali lima dan kelompok ke wali muassis NU yang ada di Jombang," jelas Ani SUbagyo, Sekretaris Panitia Pelaksana Perwimanas, Selasa (25/6/2013).

Untuk ziarah wali, ungkap Ani, rombongan terpecah menjadi 2 kelompok dimana kelompok ziarah wali 5 di Jawa Timur berasal dari delegasi luar propinsi Jawa Timur. Sedangkan satu kelompok lainnya, yakni dari Jombang dan daerah dari propinsi Jawa Timur. "Ziarah ke makam wali lima itu khusus peserta dari luar Jawa Timur. Kalau ke makam wali muassis pendiri NU semua peserta ikut," katanya.

Dengan demikian, lanjut Ani Subagyo, tidak ada agenda uang kosong bagi para peserta Perwimanas. Sebab, ujar dia, beberapa agenda seperti pembelajaran dan konsultasi IT juga bisa dilakukan peserta di lokasi perkemahan. "Seluruh peserta pasti akan terlibat pada kegiatan-kegiatan itu, setiap sangga (regu dalam satuan pramuka penegak) dibagi dan bergiliran mengikuti kegiatan yang ada," pungkas Ani.

Peserta Perwimanas bersiap mengikuti kegiatan outbond
Peserta Perwimanas bersiap mengikuti kegiatan outbond

Sementara itu, salah satu aktifitas yang akan dilaksanakan peserta Perwimanas adalah Outbond. Kegiatan tersebut diikuti oleh 120 peserta anggota perkemahan dan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. "Peserta ada 2 bis yang berangkat hari ini. jumlahnya sekitar 120 peserta. Besok juga akan memberangkatkan peserta outbond, tapi sebelum berangkat, kami akan cek dulu bagaimana kesiapan fisik dan mentalnya," kata Khoiruddin, Panitia Bidang Kegiatan di area Perwimanas. (@Moh_syafii)

Jombang - Peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) tidak bisa berlama - lama membuang waktu di arena perkemahan. Setumpuk agenda edukatif dan kreatif sudah menanti untuk diikuti para pelajar pramuka Ma'arif se Indonesia ini.

Setumpuk agenda sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara bagi peserta Perwimanas yang berkemah di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Jombang, selama 24 - 29 Juni 2013. Agenda kegiatan itu meliputi Seminar dan Kajian Agama, ziarah ke makam wali, bakti masyarakat dan Pentas seni.

Agenda lain yang menanti keikutsertaan peserta adalah Outbond dan rafting serta Pentas seni dan pameran produk usaha dan kerajinan. "Itu agenda agenda yang sudah siap. Untuk ziarah wali, ada dua kelompok, pertama ke wali lima dan kelompok ke wali muassis NU yang ada di Jombang," jelas Ani SUbagyo, Sekretaris Panitia Pelaksana Perwimanas, Selasa (25/6/2013).

Untuk ziarah wali, ungkap Ani, rombongan terpecah menjadi 2 kelompok dimana kelompok ziarah wali 5 di Jawa Timur berasal dari delegasi luar propinsi Jawa Timur. Sedangkan satu kelompok lainnya, yakni dari Jombang dan daerah dari propinsi Jawa Timur. "Ziarah ke makam wali lima itu khusus peserta dari luar Jawa Timur. Kalau ke makam wali muassis pendiri NU semua peserta ikut," katanya.

Dengan demikian, lanjut Ani Subagyo, tidak ada agenda uang kosong bagi para peserta Perwimanas. Sebab, ujar dia, beberapa agenda seperti pembelajaran dan konsultasi IT juga bisa dilakukan peserta di lokasi perkemahan. "Seluruh peserta pasti akan terlibat pada kegiatan-kegiatan itu, setiap sangga (regu dalam satuan pramuka penegak) dibagi dan bergiliran mengikuti kegiatan yang ada," pungkas Ani.

Peserta Perwimanas bersiap mengikuti kegiatan outbond
Peserta Perwimanas bersiap mengikuti kegiatan outbond

Sementara itu, salah satu aktifitas yang akan dilaksanakan peserta Perwimanas adalah Outbond. Kegiatan tersebut diikuti oleh 120 peserta anggota perkemahan dan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. "Peserta ada 2 bis yang berangkat hari ini. jumlahnya sekitar 120 peserta. Besok juga akan memberangkatkan peserta outbond, tapi sebelum berangkat, kami akan cek dulu bagaimana kesiapan fisik dan mentalnya," kata Khoiruddin, Panitia Bidang Kegiatan di area Perwimanas. (@Moh_syafii)

Jombang - Kedatangan Mahfud MD diperhelatan Perwimanas siang ini (25/6) disambut antusias para peserta perkemahan. Mereka mengelu-elukan dan menghadiahi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu dengan nyanyian selamat datang serta dua kali tepuk Pramuka. Mahfud-pun hanya bisa berdiri tersenyum dan ikut bertepuk tangan sampai usainya nyanyian.


Kehadiran Mahfud di arena perkemahan hanya sebentar. Siang ini dia ada agenda yang ketepatan masih terjangkau untuk bisa mampir dan menengok kader-kader Pramuka LP Ma'arif NU di PP Babussalam. "Kalau kebetulan lewat dan tidak mampir, meski sekedar silaturahmi dan ketemu muka, menurut orang Jawa itu kuwalat," candaMahfud disambut tawa peserta Perwimanas.

Saat berdialog, Asmoro, peserta asal Pasuruan, sempat memancing tepuk-tangan peserta. Asmoro menyatakan, tokoh sentral NU itu ada dua yaitu Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari dari jombang dan Syeikhona Kholil Bangkalan.

"Bila tahun 1999 NU berhasil mendudukkan Gus Dur sebagai presiden dari garis keturunan Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari, barangkali tidak berlebihan bila tahun depan presiden NU giliran dari keturunan Syeikhona Kholil Bangkalan," sindir Asmoro disambut riuh tepuk tangan.

Diberi kesempatan untuk memberikan arahan, di hadapan peserta Perwimanas Mahfud berpesan, anggota Pramuka LP Ma'arif NU harus percaya diri dan mampu berbuat banyak untuk bangsa dan negara. "Pramuka Ma'arif harus mencontoh apa yang sudah diteladankan Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari saat mendirikan dan menggerakkan Hizbulloh," pesan Mahfud.

Selanjutnya Mahfud mengisahkan, pada awalnya Hizbulloh adalah gerakan kepanduan seperti pramuka pada saat ini. Kepanduan tersebut didesain sebagai persiapan untuk melawan pendudukan kembali Belanda di Indonesia. "Hizbullah akhirnya menjadi elemen penting dalam kontek kemerdekaan RI berkat semangat, tata nilai dan ideologi yang ditanamkan pendiri NU, Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari," terangnya.(sol)

Jombang - Kedatangan Mahfud MD diperhelatan Perwimanas siang ini (25/6) disambut antusias para peserta perkemahan. Mereka mengelu-elukan dan menghadiahi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu dengan nyanyian selamat datang serta dua kali tepuk Pramuka. Mahfud-pun hanya bisa berdiri tersenyum dan ikut bertepuk tangan sampai usainya nyanyian.


Kehadiran Mahfud di arena perkemahan hanya sebentar. Siang ini dia ada agenda yang ketepatan masih terjangkau untuk bisa mampir dan menengok kader-kader Pramuka LP Ma'arif NU di PP Babussalam. "Kalau kebetulan lewat dan tidak mampir, meski sekedar silaturahmi dan ketemu muka, menurut orang Jawa itu kuwalat," candaMahfud disambut tawa peserta Perwimanas.

Saat berdialog, Asmoro, peserta asal Pasuruan, sempat memancing tepuk-tangan peserta. Asmoro menyatakan, tokoh sentral NU itu ada dua yaitu Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari dari jombang dan Syeikhona Kholil Bangkalan.

"Bila tahun 1999 NU berhasil mendudukkan Gus Dur sebagai presiden dari garis keturunan Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari, barangkali tidak berlebihan bila tahun depan presiden NU giliran dari keturunan Syeikhona Kholil Bangkalan," sindir Asmoro disambut riuh tepuk tangan.

Diberi kesempatan untuk memberikan arahan, di hadapan peserta Perwimanas Mahfud berpesan, anggota Pramuka LP Ma'arif NU harus percaya diri dan mampu berbuat banyak untuk bangsa dan negara. "Pramuka Ma'arif harus mencontoh apa yang sudah diteladankan Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari saat mendirikan dan menggerakkan Hizbulloh," pesan Mahfud.

Selanjutnya Mahfud mengisahkan, pada awalnya Hizbulloh adalah gerakan kepanduan seperti pramuka pada saat ini. Kepanduan tersebut didesain sebagai persiapan untuk melawan pendudukan kembali Belanda di Indonesia. "Hizbullah akhirnya menjadi elemen penting dalam kontek kemerdekaan RI berkat semangat, tata nilai dan ideologi yang ditanamkan pendiri NU, Hadhrotussyeikh Hasyim Asy'ari," terangnya.(sol)

Jombang - Gayung bersambut, wejangan Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj,  kepada peserta Perwimanas soal kemandirian ekonomi pada pembukaan Perwimanas kemarin (24/6), diteguhkan kembali oleh kementrian koperasi dihadapan peserta Perwimanas pagi ini (25/6).


Asisten Deputi SDM Kementrian Koperasi dan UKM, Drs. Afrizal Kusei, MM. merasa perlu meneguhkan kembali pesan Ketum PBNU karena menganggap pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia masih sangat rendah dibanding dengan negara-negara lain.

"Angka kewirausahaan Indonesia ini masih di level 1,5%. Jauh tertinggal dari negara-negara lain. AS sudah 11,5%, Jepang 11% sementara china 10%. Menurut teori terkemuka yang jadi patokan banyak negara, batas minimal kewajaran pertumbuhan kewirausahaan itu 2%. Kita masih punya hutang 0,5% untuk mencapai batas minimal. Jadi masih jauh untuk bisa mengejar negara-negara lain," ungkap Afrizal.

Kondisi demikian menurut Afrizal sangat menghawatirkan bagi kelangsungan perkembangan ekonomi di Indonesia. Terutama terkait dengan semakin dekatnya masa pemberlakuan perdagangan bebas negara-negara ASEAN. "Pada 31 Desember tanun 2015 nanti, tinggal dua tahun lagi, Indonesia harus mematuhi kesepakatan perdagangan bebas negara-negara ASEAN," Afrizal mengungkap kekhawatirannya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut Afrizal menyebut pemerintah telah berupaya menanganinya dengan beberapa program diantaranya adalah membuka lapangan kerja yang luas dan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang mumpuni. "Tinggal bagaimana respon masyarakat menghadapi situasi ini. Kalau kewirausahaan bangsa ini bisa naik secara signifikan karena adanya peningkatan minat berwirausaha masyarakat, saya yakin perdagangan bebas lintas negara ASEAN tidak menjadi masalah," jelasnya.

Untuk itu Afrizal memberikan tips agar tumbuh jiwa kewirausahaan pada peserta Perwimanas. "Tumbuhkan minat adik-adik untuk mandiri, terutama dalam hal ekonomi. Asah keterampilan yang dikemudian hari akan bermanfaat bagi kelangsungan akses pekerjaan adik-adik," pesan Afrizal mengakhiri pertemuan.(sol)

Jombang - Gayung bersambut, wejangan Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj,  kepada peserta Perwimanas soal kemandirian ekonomi pada pembukaan Perwimanas kemarin (24/6), diteguhkan kembali oleh kementrian koperasi dihadapan peserta Perwimanas pagi ini (25/6).


Asisten Deputi SDM Kementrian Koperasi dan UKM, Drs. Afrizal Kusei, MM. merasa perlu meneguhkan kembali pesan Ketum PBNU karena menganggap pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia masih sangat rendah dibanding dengan negara-negara lain.

"Angka kewirausahaan Indonesia ini masih di level 1,5%. Jauh tertinggal dari negara-negara lain. AS sudah 11,5%, Jepang 11% sementara china 10%. Menurut teori terkemuka yang jadi patokan banyak negara, batas minimal kewajaran pertumbuhan kewirausahaan itu 2%. Kita masih punya hutang 0,5% untuk mencapai batas minimal. Jadi masih jauh untuk bisa mengejar negara-negara lain," ungkap Afrizal.

Kondisi demikian menurut Afrizal sangat menghawatirkan bagi kelangsungan perkembangan ekonomi di Indonesia. Terutama terkait dengan semakin dekatnya masa pemberlakuan perdagangan bebas negara-negara ASEAN. "Pada 31 Desember tanun 2015 nanti, tinggal dua tahun lagi, Indonesia harus mematuhi kesepakatan perdagangan bebas negara-negara ASEAN," Afrizal mengungkap kekhawatirannya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut Afrizal menyebut pemerintah telah berupaya menanganinya dengan beberapa program diantaranya adalah membuka lapangan kerja yang luas dan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang mumpuni. "Tinggal bagaimana respon masyarakat menghadapi situasi ini. Kalau kewirausahaan bangsa ini bisa naik secara signifikan karena adanya peningkatan minat berwirausaha masyarakat, saya yakin perdagangan bebas lintas negara ASEAN tidak menjadi masalah," jelasnya.

Untuk itu Afrizal memberikan tips agar tumbuh jiwa kewirausahaan pada peserta Perwimanas. "Tumbuhkan minat adik-adik untuk mandiri, terutama dalam hal ekonomi. Asah keterampilan yang dikemudian hari akan bermanfaat bagi kelangsungan akses pekerjaan adik-adik," pesan Afrizal mengakhiri pertemuan.(sol)

Perwimanas - Jombang dikenal sebagai penyuplai terbesar para pendiri NU. Kota ini juga menjadi maskot dan kerinduan sejumlah pelajar terhadap sosok sejumlah orang penting di negeri ini.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama saat menyaksikan keberangkatan peserta Perwimanas  tadi pagi (25/6).

Didamping sejumlah pengurus dan panitia pusat serta daerah, Perwimanas, Zamzami mengingatkan bahwa Islam yang benar adalah seperti  yang telah ditanamkan oleh para pendiri NU yang mayoritas mereka dilahirkan dan dimakamkan di Jombang.


"Perwimanas adalah diantara ikhtiar yang dilakukan NU lewat Maarif untuk melakukan gerakan kultural sehingga para peserta tidak mudah tergoyahkan oleh sejumlah paham baru yang akan merusak keyakinan mereka," katanya.

Baginya, saat ini para generasi muda tidak dapat lagi diluruskan dengan sejumlah aturan dalam undang-undang yang dikeluarkan pemerintah.

"Kita hidup di jalam yang serba terbuka," katanya. "Yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan karakter bangsa seperti yang dicontohkan para pendiri NU," tandasnya.

Dan ternyata para pendiri NU yang nota bene lahir dari Jombang telah memberikan sejarah bagi bangsa Indonesia. "Semangat kebangsaan inilah yang akan kita raih dari napak tilas kepada para pendiri NU di Jombang sehingga generasi muda NU dapat meneladani mereka," katanya.

"Bagaimana Islam yang rahmatan lil 'alamin, ada di Jombang ini," katanya.

Karena itu diharapkan Perwimanas mampu mengilhami peserta untuk menemukan nilai-nilai kebangsaan  dan keislaman seperti diharapkan para pendiri NU.

Sejumlah pelajar juga merasakan kerinduan dan merasa sangat penasaran dengan kota ini. "Maka ketika Perwimanas diselenggarakan di Jombang, mereka seakan menemukan harapan yang demikian lama dipendam," katanya .

Selama pelaksanaan Perwimanas, para peserta mendapatkan kesempatan melakukan ziarah ke para pendiri NU di Jombang. Secara bergilir, mereka akan diangkut armada bus untuk berkunjung ke pesaren Pesantren Tebuireng, Bahrul Ulum Tambakberas, Mambaul Maarif Denanyar.

Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga berkesempatan ziarah ke lima wali di Jawa Timur, yakni Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat.

Perwimanas - Jombang dikenal sebagai penyuplai terbesar para pendiri NU. Kota ini juga menjadi maskot dan kerinduan sejumlah pelajar terhadap sosok sejumlah orang penting di negeri ini.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama saat menyaksikan keberangkatan peserta Perwimanas  tadi pagi (25/6).

Didamping sejumlah pengurus dan panitia pusat serta daerah, Perwimanas, Zamzami mengingatkan bahwa Islam yang benar adalah seperti  yang telah ditanamkan oleh para pendiri NU yang mayoritas mereka dilahirkan dan dimakamkan di Jombang.


"Perwimanas adalah diantara ikhtiar yang dilakukan NU lewat Maarif untuk melakukan gerakan kultural sehingga para peserta tidak mudah tergoyahkan oleh sejumlah paham baru yang akan merusak keyakinan mereka," katanya.

Baginya, saat ini para generasi muda tidak dapat lagi diluruskan dengan sejumlah aturan dalam undang-undang yang dikeluarkan pemerintah.

"Kita hidup di jalam yang serba terbuka," katanya. "Yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan karakter bangsa seperti yang dicontohkan para pendiri NU," tandasnya.

Dan ternyata para pendiri NU yang nota bene lahir dari Jombang telah memberikan sejarah bagi bangsa Indonesia. "Semangat kebangsaan inilah yang akan kita raih dari napak tilas kepada para pendiri NU di Jombang sehingga generasi muda NU dapat meneladani mereka," katanya.

"Bagaimana Islam yang rahmatan lil 'alamin, ada di Jombang ini," katanya.

Karena itu diharapkan Perwimanas mampu mengilhami peserta untuk menemukan nilai-nilai kebangsaan  dan keislaman seperti diharapkan para pendiri NU.

Sejumlah pelajar juga merasakan kerinduan dan merasa sangat penasaran dengan kota ini. "Maka ketika Perwimanas diselenggarakan di Jombang, mereka seakan menemukan harapan yang demikian lama dipendam," katanya .

Selama pelaksanaan Perwimanas, para peserta mendapatkan kesempatan melakukan ziarah ke para pendiri NU di Jombang. Secara bergilir, mereka akan diangkut armada bus untuk berkunjung ke pesaren Pesantren Tebuireng, Bahrul Ulum Tambakberas, Mambaul Maarif Denanyar.

Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga berkesempatan ziarah ke lima wali di Jawa Timur, yakni Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat.


Sosoknya tenang, sabar, murah senyum dan enak diajak bicara. Dikenal sebagai tangan kanan mendiang Gus Dur yang paling setia. Dialah HZ Arifin Junaidi, Ketua PP LP Maarif NU yang baru.


Tehitung sejak 11 Januari lalu, Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif NU memiliki ketua baru. Dia adalah Haji Zainul (HZ) Arifin Junaidi, biasa disapa Arjuna. Sapaan Arjuna tidak ada kaitan dengan nama tokoh pewayangan dari keluarga Pandawa yang sakti, kalem dan banyak digandrungi kaum wanita itu, tapi Arjuna memang singkatan dari Arifin Junaidi.

Arjuna dikenal sebagai orang kepercayaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tak tanggung-tanggung, ia mendampingi perjalanan Gus Dur 24 tahun lamanya. Berbagai jabatan pernah dipercayakan kepadanya, mulai dari Sekpri, Wakil Sekjen PBNU, Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB  dua periode, Ketua Komisi IV DPR RI, Sekretaris FKB  MPR RI, hingga Sekretaris Presiden. Hebatnya, sepanjang  masa pertemanan itu, bahkan sampai Gus Gur wafat, hubungan keduanya tidak pernah mengalami konflik serius – apalagi putus – seperti para tokoh yang lain. Kalau dimarahi sih sudah biasa. Mana ada orang yang tidak pernah dimarahi Gus Dur. “Hampir tiap hari saya dimarahi Gus Dur. Tapi sekarang saya rasakan hal itu sebagai sesuatu yang manis, karena ternyata melecut saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” kenang Arjuna.

Tidak hanya dimarahi, dipecat pun telah berulang kali. Namun anehnya, setiap kali dia dipecat,  beberapa hari kemudian Gus Dur datang ke rumah Arjuna dan memintanya untuk bergabung kembali. “Ini menunjukkan betapa beliau tidak gengsi mengakui kesalahan atau kekeliruannya,” kenang mantan Manajer Program Nasional UNDP itu tentang tokoh idolanya.

Kesediaan mantan wartawan itu untuk menerima amanat sebagai pemimpin tertinggi di lembaga yang menangani pendidikan di NU itu pun ternyata juga masih berkaitan dengan Gus Dur. Lho, kok Gus Dur lagi. Gus Dur kan sudah wafat? Yah, harus diakui, Arjuna sempat bimbang menerima amanat sebagai Ketua PP LP Maarif NU, mengingat dirinya tidak punya latar belakang ilmu kependidikan. Beruntung ia ingat kata-kata Gus Dur ‘Saya jadi presiden juga gak pake latar belakang’, menjadikan dirinya tidak ragu-ragu lagi untuk melangkah. “Sejak saya ingat kata-kata Gus Dur itu, saya jawab siap, asal dibantu dan didukung semua pihak,” mantan Ketua Dewan Syuro DPP PKB setelah Gus Dur mangkat itu berkelakar.

Hanya Ganti Gerbong


Arjuna bukanlah orang lain di Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Ia lahir di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Mei 1959. Desa Pucangrejo dikenal sebagai daerah subur dengan kultur NU yang sangat kuat. Ayahnya, HA Djoenaedy, adalah tokoh masyarakat setempat. Selain menjabat kepala desa sejak masa pra kemerdekaan hingga tahun 1987, ia juga seorang kiai, aktifis NU dan tercatat sebagai salah seorang pendiri Pertanu dan Lesbumi Kabupaten Kendal.

Kakek-buyut Arjuna juga dikenal sebagai ulama berpengaruh di daerah itu dan tidak jauh dari garis perjuangan NU. Pondok Pesantren Al-Ittihad Poncol yang berdiri sejak tahun 1885 adalah salah satu peninggalan dari buyutnya, KH. Misbah dan kakeknya KH Hasan Asy’ari. Dan sejak 2007 ia diberi amanah oleh keluarga untuk memimpin  pesantren tersebut hingga sekarang.

Semasa kecil Arjuna belajar mengaji kepada KH Ahmad Al-Asy’ari, pamannya, di Pondok Poncol. Setelah itu nyantri ke Pesantren Al-Hidayah Kendal, asuhan KH Ahmad Abdul Hamid Al Qandaliy. Pada saat kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ia ikut mengaji di Pesantren Al-Munawwir Krapyak asuhan KH Ali Ma’shum. Dan ketika sudah bekerja dan berkeluarga sesekali ia masih belajar di Pesantren Tebuireng, asuhan KHM Yusuf Hasyim; Nurul Jadid Paiton asuhan KHA Wahid Zaini; PP Maslakul Huda Kajen Pati asuhan KHMA Sahal Mahfudz, dan beberapa pesantren lainnya.

Sebagai anak tokoh NU yang hidup di tengah masyarakat NU, Arjuna juga tidak pernah lepas dari pendidikan NU. Mula-mula di Madrasah Diniyah NU di kampung (1970), lalu MTsNU di kota kecamatan (1973) dan PGA NU 6 tahun di kota kabupaten (1976). Baru kemudian masuk IAIN Sunan Kalijaga (1985) sambil tetap belajar kepada para kiai NU. “Orang tua saya memang sangat ketat kalau sudah urusan dengan NU,” kata suami dari Hj Nur Hasanah itu.

Darah aktifis tampaknya mengalir deras dalam dirinya. Terbukti, sejak masa kuliah Arjuna sudah aktif di NU, pers maupun jaringan aktifis kampus. Bergabung dengan Majalah Arena (dari reporter hingga Pemimpin Umum), Harian Umum Pelita (dari koresponden hingga Kepala Perwakilan Jateng-DIY), Tabloid Warta NU (dari reporter hingga Pemimpin Redaksi), reporter Majalan Tempo, redaktur tamu Majalah Amanah, dlsb, semua telah dijalaninya dalam rentang waktu yang panjang.

Selain menempuh pendidikan formal di kampus, penghobi organisasi dan kuliner itu juga mengikuti berbagai program pelatihan di luar negeri, seperti program konsultan manajemen MIM (Manittoba Institute of Managemen), Canada (1990); program pertanian di School of Wind Chiba, Japan (1990); program pengembangan masyarakat di Chulalangkorn University Bangkok, Thailand (1989); hingga program bahasa/sosiologi di Bond University Gold Coast Queensland, Australia (1996).

Sedangkan di NU ia meniti mulai dari Wakil Sekjen dan salah seorang Ketua PB PMII (1985-1989) dengan Ketua Umum Drs H Suryadharma Ali; Wakil Sekretaris PP LTN (1985) dengan Ketua Drs HM Ichwan Sam, berlanjut menjadi Sekretaris dan terakhir menjadi Ketua (1989-1994); Ketua Divisi Dokumentasi, Divisi Pelayanan Informasi PP Lakpesdam, dengan Ketua MM Billah (1989-1994); Sekretaris PP LBM dengan Ketua KH Ma’ruf Amin (1989-1994); Sekretaris PP RMI dengan Ketua KHA Aziz Masyhuri dan Ketua Perwakilan Jakarta KH Nur Muhammad Iskandar (1990-1992); Ketua Divisi Pengembangan Lajnah Falakiyah PBNU dengan Ketua KH Mahfudz Anwar (1992-1994); Ketua Departemen Kesejahteraan (1985-1990) dan salah satu Ketua PP GP Ansor (1990-1995) dengan Ketua Umum Drs H Slamet Effendi Yusuf), dlsb.

Setelah itu Arjuna lebih banyak aktif di PKB mendampingi Gus Dur. Mulai dari perintisan partai (sebagai Ketua Tim Sembilan PBNU, yang ditugasi PBNU untuk membentuk partai politik), anggota DPR RI dua periode, Sekretaris Dewan Syuro, hingga Sekpri Presiden. “Kini, kalau ditarik lagi untuk aktif di NU kembali, bagi saya tidak ada masalah. Hanya seperti pindah gerbong begitu saja,” pengganti Prof Dr Mansur Ramli itu memberikan alasan.

Konsultan beberapa LSM itu mengaku, berbagai pengalaman dan banyaknya jaringan yang ia miliki akan dipergunakan untuk membantu perjuangan NU melalui LP Maarif. “Saya berobsesi, anak-anak bersekolah di sekolah atau madrasah LP Maarif itu merasa bangga, karena sekolah dan madrasah LP Maarif memang membanggakan,” Arjuna menggambarkan tekadnya.

Manfaatkan Jaringan


Sampai saat ini pendidikan di bawah naungan NU masih dikelola beberapa lembaga. TK, RA,  PAUD oleh Muslimat; pendidikan  formal tingkat dasar dan menengah oleh LP Maarif; madrasah diniyah oleh RMI dan LTM; perguruan tinggi oleh LPTNU; sedangkan para guru tergabung dalam Pergunu. Sekadar diketahui, jumlah sekolah dan madrasah di lingkungan LP Maarif (seluruh Indonesia) saja, mencapai hampir 13.000, dengan tenaga pendidik sebanyak 200.000 dan siswa mencapai sekitar 9 juta. Jauh lebih besar dari jumlah sekolah dan madrasah di lingkungan Muhammadiyah yang sekitar 5.500 buah.

Namun keunggulan kuantitas itu belum diimbangi dengan keunggulan kualitas. Karenanya peningkatan kualitas lembaga pendidikan harus diutamakan. “Dengan tercapainya kesimbangan antara kuantitas dan kualitas, saya berharap LP Maarif dapat berkontribusi dalam menyiapkan anak: baik otak (knowledge), fisik (skill) maupun jiwa (attitude) sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat, sebagaimana yang dikatakan Sayid Sabiq,” kata Arjuna.

Peningkatan kualitas pendidikan, menurut tokoh yang dikenal santun dan serba bisa itu, dapat dilakukan dengan meningkatkan “pendapat” dan “pendapatan”. Pendapat, artinya pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan sikap; sedangkan pendapatan adalah honor, gaji, tunjangan, dll, para tenaga didik. “Dengan demikian akan terwujud expertise (keahlian), experience (pengalaman) dan consistency (kesetiaan) sebagai syarat profesionalisme tenaga didik di lingkungan LP Maarif,” tuturnya.

Arjuna mengaku siap memanfaatkan jaringan yang dimilikinya untuk kepentingan tersebut. Ia minta agar teman-teman di LP Maarif untuk meneruskan kerjasama dengan lembaga atau instansi manapun yang selama ini sudah berjalan dengan baik, sedangkan dirinya bertugas merintis dan membuka jalur kerjasama dengan lembaga atau instansi yang lain.

Menurut Arjuna, saat ini sudah berjalan kegiatan kerjasama dengan MPR RI, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Segera menyusul realisasi kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, baik swasta maupun pemerintah.

Sebagai murid Gus Dur, Arjuna mengaku tidak pernah melupakan pesan gurunya tersebut, bahwa prestise hanya dapat dicapai dengan reputasi, reputasi hanya dapat dicapai dengan prestasi, dan prestasi hanya dapat dicapai dengan super aksi. “Kalau pesan dari KH Ahmad Abdul Hamid Kendal lain lagi. Kalau kita mau maju, harus disiplin, bukan diselipin,” kelakarnya.(Saiful)


Sosoknya tenang, sabar, murah senyum dan enak diajak bicara. Dikenal sebagai tangan kanan mendiang Gus Dur yang paling setia. Dialah HZ Arifin Junaidi, Ketua PP LP Maarif NU yang baru.


Tehitung sejak 11 Januari lalu, Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif NU memiliki ketua baru. Dia adalah Haji Zainul (HZ) Arifin Junaidi, biasa disapa Arjuna. Sapaan Arjuna tidak ada kaitan dengan nama tokoh pewayangan dari keluarga Pandawa yang sakti, kalem dan banyak digandrungi kaum wanita itu, tapi Arjuna memang singkatan dari Arifin Junaidi.

Arjuna dikenal sebagai orang kepercayaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tak tanggung-tanggung, ia mendampingi perjalanan Gus Dur 24 tahun lamanya. Berbagai jabatan pernah dipercayakan kepadanya, mulai dari Sekpri, Wakil Sekjen PBNU, Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB  dua periode, Ketua Komisi IV DPR RI, Sekretaris FKB  MPR RI, hingga Sekretaris Presiden. Hebatnya, sepanjang  masa pertemanan itu, bahkan sampai Gus Gur wafat, hubungan keduanya tidak pernah mengalami konflik serius – apalagi putus – seperti para tokoh yang lain. Kalau dimarahi sih sudah biasa. Mana ada orang yang tidak pernah dimarahi Gus Dur. “Hampir tiap hari saya dimarahi Gus Dur. Tapi sekarang saya rasakan hal itu sebagai sesuatu yang manis, karena ternyata melecut saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” kenang Arjuna.

Tidak hanya dimarahi, dipecat pun telah berulang kali. Namun anehnya, setiap kali dia dipecat,  beberapa hari kemudian Gus Dur datang ke rumah Arjuna dan memintanya untuk bergabung kembali. “Ini menunjukkan betapa beliau tidak gengsi mengakui kesalahan atau kekeliruannya,” kenang mantan Manajer Program Nasional UNDP itu tentang tokoh idolanya.

Kesediaan mantan wartawan itu untuk menerima amanat sebagai pemimpin tertinggi di lembaga yang menangani pendidikan di NU itu pun ternyata juga masih berkaitan dengan Gus Dur. Lho, kok Gus Dur lagi. Gus Dur kan sudah wafat? Yah, harus diakui, Arjuna sempat bimbang menerima amanat sebagai Ketua PP LP Maarif NU, mengingat dirinya tidak punya latar belakang ilmu kependidikan. Beruntung ia ingat kata-kata Gus Dur ‘Saya jadi presiden juga gak pake latar belakang’, menjadikan dirinya tidak ragu-ragu lagi untuk melangkah. “Sejak saya ingat kata-kata Gus Dur itu, saya jawab siap, asal dibantu dan didukung semua pihak,” mantan Ketua Dewan Syuro DPP PKB setelah Gus Dur mangkat itu berkelakar.

Hanya Ganti Gerbong


Arjuna bukanlah orang lain di Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Ia lahir di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Mei 1959. Desa Pucangrejo dikenal sebagai daerah subur dengan kultur NU yang sangat kuat. Ayahnya, HA Djoenaedy, adalah tokoh masyarakat setempat. Selain menjabat kepala desa sejak masa pra kemerdekaan hingga tahun 1987, ia juga seorang kiai, aktifis NU dan tercatat sebagai salah seorang pendiri Pertanu dan Lesbumi Kabupaten Kendal.

Kakek-buyut Arjuna juga dikenal sebagai ulama berpengaruh di daerah itu dan tidak jauh dari garis perjuangan NU. Pondok Pesantren Al-Ittihad Poncol yang berdiri sejak tahun 1885 adalah salah satu peninggalan dari buyutnya, KH. Misbah dan kakeknya KH Hasan Asy’ari. Dan sejak 2007 ia diberi amanah oleh keluarga untuk memimpin  pesantren tersebut hingga sekarang.

Semasa kecil Arjuna belajar mengaji kepada KH Ahmad Al-Asy’ari, pamannya, di Pondok Poncol. Setelah itu nyantri ke Pesantren Al-Hidayah Kendal, asuhan KH Ahmad Abdul Hamid Al Qandaliy. Pada saat kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ia ikut mengaji di Pesantren Al-Munawwir Krapyak asuhan KH Ali Ma’shum. Dan ketika sudah bekerja dan berkeluarga sesekali ia masih belajar di Pesantren Tebuireng, asuhan KHM Yusuf Hasyim; Nurul Jadid Paiton asuhan KHA Wahid Zaini; PP Maslakul Huda Kajen Pati asuhan KHMA Sahal Mahfudz, dan beberapa pesantren lainnya.

Sebagai anak tokoh NU yang hidup di tengah masyarakat NU, Arjuna juga tidak pernah lepas dari pendidikan NU. Mula-mula di Madrasah Diniyah NU di kampung (1970), lalu MTsNU di kota kecamatan (1973) dan PGA NU 6 tahun di kota kabupaten (1976). Baru kemudian masuk IAIN Sunan Kalijaga (1985) sambil tetap belajar kepada para kiai NU. “Orang tua saya memang sangat ketat kalau sudah urusan dengan NU,” kata suami dari Hj Nur Hasanah itu.

Darah aktifis tampaknya mengalir deras dalam dirinya. Terbukti, sejak masa kuliah Arjuna sudah aktif di NU, pers maupun jaringan aktifis kampus. Bergabung dengan Majalah Arena (dari reporter hingga Pemimpin Umum), Harian Umum Pelita (dari koresponden hingga Kepala Perwakilan Jateng-DIY), Tabloid Warta NU (dari reporter hingga Pemimpin Redaksi), reporter Majalan Tempo, redaktur tamu Majalah Amanah, dlsb, semua telah dijalaninya dalam rentang waktu yang panjang.

Selain menempuh pendidikan formal di kampus, penghobi organisasi dan kuliner itu juga mengikuti berbagai program pelatihan di luar negeri, seperti program konsultan manajemen MIM (Manittoba Institute of Managemen), Canada (1990); program pertanian di School of Wind Chiba, Japan (1990); program pengembangan masyarakat di Chulalangkorn University Bangkok, Thailand (1989); hingga program bahasa/sosiologi di Bond University Gold Coast Queensland, Australia (1996).

Sedangkan di NU ia meniti mulai dari Wakil Sekjen dan salah seorang Ketua PB PMII (1985-1989) dengan Ketua Umum Drs H Suryadharma Ali; Wakil Sekretaris PP LTN (1985) dengan Ketua Drs HM Ichwan Sam, berlanjut menjadi Sekretaris dan terakhir menjadi Ketua (1989-1994); Ketua Divisi Dokumentasi, Divisi Pelayanan Informasi PP Lakpesdam, dengan Ketua MM Billah (1989-1994); Sekretaris PP LBM dengan Ketua KH Ma’ruf Amin (1989-1994); Sekretaris PP RMI dengan Ketua KHA Aziz Masyhuri dan Ketua Perwakilan Jakarta KH Nur Muhammad Iskandar (1990-1992); Ketua Divisi Pengembangan Lajnah Falakiyah PBNU dengan Ketua KH Mahfudz Anwar (1992-1994); Ketua Departemen Kesejahteraan (1985-1990) dan salah satu Ketua PP GP Ansor (1990-1995) dengan Ketua Umum Drs H Slamet Effendi Yusuf), dlsb.

Setelah itu Arjuna lebih banyak aktif di PKB mendampingi Gus Dur. Mulai dari perintisan partai (sebagai Ketua Tim Sembilan PBNU, yang ditugasi PBNU untuk membentuk partai politik), anggota DPR RI dua periode, Sekretaris Dewan Syuro, hingga Sekpri Presiden. “Kini, kalau ditarik lagi untuk aktif di NU kembali, bagi saya tidak ada masalah. Hanya seperti pindah gerbong begitu saja,” pengganti Prof Dr Mansur Ramli itu memberikan alasan.

Konsultan beberapa LSM itu mengaku, berbagai pengalaman dan banyaknya jaringan yang ia miliki akan dipergunakan untuk membantu perjuangan NU melalui LP Maarif. “Saya berobsesi, anak-anak bersekolah di sekolah atau madrasah LP Maarif itu merasa bangga, karena sekolah dan madrasah LP Maarif memang membanggakan,” Arjuna menggambarkan tekadnya.

Manfaatkan Jaringan


Sampai saat ini pendidikan di bawah naungan NU masih dikelola beberapa lembaga. TK, RA,  PAUD oleh Muslimat; pendidikan  formal tingkat dasar dan menengah oleh LP Maarif; madrasah diniyah oleh RMI dan LTM; perguruan tinggi oleh LPTNU; sedangkan para guru tergabung dalam Pergunu. Sekadar diketahui, jumlah sekolah dan madrasah di lingkungan LP Maarif (seluruh Indonesia) saja, mencapai hampir 13.000, dengan tenaga pendidik sebanyak 200.000 dan siswa mencapai sekitar 9 juta. Jauh lebih besar dari jumlah sekolah dan madrasah di lingkungan Muhammadiyah yang sekitar 5.500 buah.

Namun keunggulan kuantitas itu belum diimbangi dengan keunggulan kualitas. Karenanya peningkatan kualitas lembaga pendidikan harus diutamakan. “Dengan tercapainya kesimbangan antara kuantitas dan kualitas, saya berharap LP Maarif dapat berkontribusi dalam menyiapkan anak: baik otak (knowledge), fisik (skill) maupun jiwa (attitude) sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat, sebagaimana yang dikatakan Sayid Sabiq,” kata Arjuna.

Peningkatan kualitas pendidikan, menurut tokoh yang dikenal santun dan serba bisa itu, dapat dilakukan dengan meningkatkan “pendapat” dan “pendapatan”. Pendapat, artinya pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan sikap; sedangkan pendapatan adalah honor, gaji, tunjangan, dll, para tenaga didik. “Dengan demikian akan terwujud expertise (keahlian), experience (pengalaman) dan consistency (kesetiaan) sebagai syarat profesionalisme tenaga didik di lingkungan LP Maarif,” tuturnya.

Arjuna mengaku siap memanfaatkan jaringan yang dimilikinya untuk kepentingan tersebut. Ia minta agar teman-teman di LP Maarif untuk meneruskan kerjasama dengan lembaga atau instansi manapun yang selama ini sudah berjalan dengan baik, sedangkan dirinya bertugas merintis dan membuka jalur kerjasama dengan lembaga atau instansi yang lain.

Menurut Arjuna, saat ini sudah berjalan kegiatan kerjasama dengan MPR RI, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Segera menyusul realisasi kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, baik swasta maupun pemerintah.

Sebagai murid Gus Dur, Arjuna mengaku tidak pernah melupakan pesan gurunya tersebut, bahwa prestise hanya dapat dicapai dengan reputasi, reputasi hanya dapat dicapai dengan prestasi, dan prestasi hanya dapat dicapai dengan super aksi. “Kalau pesan dari KH Ahmad Abdul Hamid Kendal lain lagi. Kalau kita mau maju, harus disiplin, bukan diselipin,” kelakarnya.(Saiful)