"Maarif Berkarya Mewujudkan Generasi Emas"

Rabu, 26 Juni 2013

Jombang - Perhelatan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif Nahdlatul Ulama Nasional (Perwimanas) rupanya menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk para pengrajin dan pedagang souvenir. Datang dari beberapa daerah di Indonesia, para pengrajin dan pedagang souvenir dari berbagai daerah ini turut menyemarakkan event Perwimanas 2013 yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Para penyedia souvenir sebagai kenang-kenangan kegiatan Perwimanas tak ingin melewatkan momentum spesial bagi pelajar di lingkungan pendidikan Ma'arif NU yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia ini. "Kalau momentum seperti (perwimanas) ini pasti kita datangi," ujar Hadi, salah seorang penghuni stand anjungan Perwimanas, Kamis (27/6/2013).

Dia dengan bendera usaha dagang "Cahaya Setya", menyediakan berbagai souvenir berupa vandel, pin,kaos dan sejumlah pernik-pernik unik pramuka lainnya di Anjungan Perwimanas. Khusus untuk souvenir berupa, Stand yang terletak di sebelah barat lapangan dan panggung pentas seni ini menyediakan Vandel dari bahan kayu.

Penunggu stand Penyedia souvenir memamerkan produk unggulannya

Untuk pemesanan Vandel, peserta yang tertarik membeli bisa memesan untuk penempelan nama atau identitas dirinya. "Bahannya ini dari kayu. Harga Vandel Rp. 45 ribu. Kalau mau beli, bisa pesan langsung untuk penulisan nama dan identitas." kata Hadi.

Pilihan jenis Vandel bisa dilihat oleh para pengunjung dan peserta Perwimanas di Lokasi Anjungan Perwimanas. "Vandel ini dari marmer, harganya Rp. 50 ribu setiap satu Vandel," ungkap Gempur, salah satu penghuni stand anjungan Perwimanas.

Di lokasi anjungan yang terletak di sebelah timur lapangan utama arena Perkemahan, terdapat beberapa stand pameran yang menyediakan souvenir dan pernak-pernik Perwimanas. Ada kaos bergambar Gus Dur, kaos dengan logo Perwimanas dan kaos yang menampilkan gambar tokoh-tokoh pendiri Nahdlatul Ulama.

Sejumlah souvenir Perwimanas berbahan kayu dan bambu juga tersedia di lokasi anjungan. Khusus penggemar souvenir berbahan bambu, salah satu stand dari Kabupaten Malang yang menempati stand di sebelah timur siap melayani para penggemarnya.

Dalam catatan Panitia Pelaksana, jumlah pedagang di anjungan Perwimanas sebanyak 39 stand. Selain souvenir, terdapat pula stand pameran dan penjualan buku. Terdapat pula stand penjualan tas dengan bahan menarik dengan harga terjangkau.

Jadi, jika ingin berburu oleh-oleh dan souvenir manarik, jangan ragu untuk mampir anjungan Perwimanas. (@moh_syafii)

Jombang - Perhelatan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif Nahdlatul Ulama Nasional (Perwimanas) rupanya menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk para pengrajin dan pedagang souvenir. Datang dari beberapa daerah di Indonesia, para pengrajin dan pedagang souvenir dari berbagai daerah ini turut menyemarakkan event Perwimanas 2013 yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Para penyedia souvenir sebagai kenang-kenangan kegiatan Perwimanas tak ingin melewatkan momentum spesial bagi pelajar di lingkungan pendidikan Ma'arif NU yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia ini. "Kalau momentum seperti (perwimanas) ini pasti kita datangi," ujar Hadi, salah seorang penghuni stand anjungan Perwimanas, Kamis (27/6/2013).

Dia dengan bendera usaha dagang "Cahaya Setya", menyediakan berbagai souvenir berupa vandel, pin,kaos dan sejumlah pernik-pernik unik pramuka lainnya di Anjungan Perwimanas. Khusus untuk souvenir berupa, Stand yang terletak di sebelah barat lapangan dan panggung pentas seni ini menyediakan Vandel dari bahan kayu.

Penunggu stand Penyedia souvenir memamerkan produk unggulannya

Untuk pemesanan Vandel, peserta yang tertarik membeli bisa memesan untuk penempelan nama atau identitas dirinya. "Bahannya ini dari kayu. Harga Vandel Rp. 45 ribu. Kalau mau beli, bisa pesan langsung untuk penulisan nama dan identitas." kata Hadi.

Pilihan jenis Vandel bisa dilihat oleh para pengunjung dan peserta Perwimanas di Lokasi Anjungan Perwimanas. "Vandel ini dari marmer, harganya Rp. 50 ribu setiap satu Vandel," ungkap Gempur, salah satu penghuni stand anjungan Perwimanas.

Di lokasi anjungan yang terletak di sebelah timur lapangan utama arena Perkemahan, terdapat beberapa stand pameran yang menyediakan souvenir dan pernak-pernik Perwimanas. Ada kaos bergambar Gus Dur, kaos dengan logo Perwimanas dan kaos yang menampilkan gambar tokoh-tokoh pendiri Nahdlatul Ulama.

Sejumlah souvenir Perwimanas berbahan kayu dan bambu juga tersedia di lokasi anjungan. Khusus penggemar souvenir berbahan bambu, salah satu stand dari Kabupaten Malang yang menempati stand di sebelah timur siap melayani para penggemarnya.

Dalam catatan Panitia Pelaksana, jumlah pedagang di anjungan Perwimanas sebanyak 39 stand. Selain souvenir, terdapat pula stand pameran dan penjualan buku. Terdapat pula stand penjualan tas dengan bahan menarik dengan harga terjangkau.

Jadi, jika ingin berburu oleh-oleh dan souvenir manarik, jangan ragu untuk mampir anjungan Perwimanas. (@moh_syafii)

Mojoagung, Jombang - Sejumlah kegiatan kemah tidak membuat peserta suntuk apalagi stres. Saat malam hari, mereka bisa menghilangkan kejenuhan dengan menyaksikan pentas seni di lokasi.

Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Namun suasana pentas seni masih tetap semarak. Para peserta berbaur dengan sejumlah pedagang menyaksikan atraksi peserta. Boleh jadi, pada malam hari inilah mereka bisa menghilangkan penat usai mengikuti sejumlah kegiatan seharian penuh yang demikian padat.

Saat penampilan banjari dari kontingen PC LP Ma’arif Kencong, para pengunjung demikian terhipnotis. Suara vokalis yang demikian merdu dengan diiringi kekompakan backing vokal serta alunan alat musik yang rancak, membuat suasana kian meriah.


Di sela-sela penampilan, tidak jarang peserta lain berebut pengabadikan gambar sang vokalis. “Kelihatan peserta mengambil kesempatan dalam kesempitan,” kata salah seorang panitia (26/6).

Sedangkan sejumlah kontingen lain memberikan aplaus atas kemerduan dan kemolekan sang vokalis. “Benar-benar mampu melepas penat mas,” kata kontingen dari Gresik Jawa Timur.

Merekapun tidak jarang yang meliuk-liukkan badan sembari menikmati alunan suara merdu tersebut.

Mojoagung, Jombang - Sejumlah kegiatan kemah tidak membuat peserta suntuk apalagi stres. Saat malam hari, mereka bisa menghilangkan kejenuhan dengan menyaksikan pentas seni di lokasi.

Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Namun suasana pentas seni masih tetap semarak. Para peserta berbaur dengan sejumlah pedagang menyaksikan atraksi peserta. Boleh jadi, pada malam hari inilah mereka bisa menghilangkan penat usai mengikuti sejumlah kegiatan seharian penuh yang demikian padat.

Saat penampilan banjari dari kontingen PC LP Ma’arif Kencong, para pengunjung demikian terhipnotis. Suara vokalis yang demikian merdu dengan diiringi kekompakan backing vokal serta alunan alat musik yang rancak, membuat suasana kian meriah.


Di sela-sela penampilan, tidak jarang peserta lain berebut pengabadikan gambar sang vokalis. “Kelihatan peserta mengambil kesempatan dalam kesempitan,” kata salah seorang panitia (26/6).

Sedangkan sejumlah kontingen lain memberikan aplaus atas kemerduan dan kemolekan sang vokalis. “Benar-benar mampu melepas penat mas,” kata kontingen dari Gresik Jawa Timur.

Merekapun tidak jarang yang meliuk-liukkan badan sembari menikmati alunan suara merdu tersebut.

Jombang - Cara kreatif dan unik dilakukan peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Maarif NU Nasional (Perwimanas) dari sejumlah kontingen. Praktis, suasana perkemahan bagi anggota pramuka penegak dilingkungan Pendidikan Maarif di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang tersebut tak pernah sepi dari kegiatan.

Salah satu Kontingen Perwimanas yang kreatif memanfaatkan saat senggang untuk aktifitas menyehatkan adalah dari Kabupaten Magetan Jawa Timur. Sebagaimana terlihat pada Rabu (26/6/2013) petang, mereka secara spontan memanfaatkan lahan sempit yang ada didepan tenda mereka dengan membentangkan tali rafia antar dua pohon untuk dijadikan net permainan bola Volly.

Peserta dari Kabupaten Magetan Jawa Timur bermain volly saat menunggu antrian kamar mandi
Peserta dari Kabupaten Magetan Jawa Timur bermain volly saat menunggu antrian kamar mandi

Begitu lapangan sudah siap, belasan anggota pramuka penegak dari beberapa Gugus Depan (Gudep) di Kabupaten Magetan ini berdiri berhadap-hadapan antar kelompok dan mulai melakukan permainan bola volly layaknya pebola volly profesional. "Buatnya sih spontan saja, permainan ini sambil nunggu antrian ke kamar mandi," ujar Hindar, salah satu peserta Perwimanas dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sementara, para peserta Perwimanas dari Kabupaten Magetan nampak gembira menikmati permainan bola volly di lapangan dadakan yang mereka bikin. Bukan lapangan yang ideal, sebab di kanan kiri lapangan terdapat pepohon jati. Namun, keceriaan itu tetap dapat dilihat dari cara mereka bermain. "Awas, ayo smash," seru Hindar menyemangati teman-temannya yang sedang bermain bola Volly.

Cara unik juga dilakukan kontingen dari tuan rumah, yakni dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk mengisi waktu luang. Pada Selasa (25/6/2013) malam, sembari menunggu dimulainya acara pentas seni, mereka membuat permainan lingkaran kecil sembari menyanyikan lagu-lagu mars yang membangkitkan semangat kebersamaan. "Ini namanya permainan lingkaran. Ini sedang menunggu dimulainya acara, daripada nganggur kita buat permainan, supaya tetap semangat ikut kegiatan," kata Hidayatullah, peserta Perwimanas dari Jombang.

Dibagian lain, para peserta Perwimanas dari berbagai daerah juga memiliki cara-cara unik dan kreatif yang selalu mereka lakukan sampai dengan pada hari ketiga Pelaksanaan Perwimanas. Misalnya saja yang dilakukan oleh peserta dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Saat berangkat ke Masjid untuk menjalankan sholat berjamaah, mereka selalu berangkat secara berkelompok. Rombongan peserta yang akan menunaikan sholat jama'ah ini secara kompak dan serempak menyanyikan lagu-lagu penyemangat dan yel-yel yang membangkitkan semangat kebersamaan antar teman. (@moh_syafii)

Jombang - Cara kreatif dan unik dilakukan peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Maarif NU Nasional (Perwimanas) dari sejumlah kontingen. Praktis, suasana perkemahan bagi anggota pramuka penegak dilingkungan Pendidikan Maarif di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang tersebut tak pernah sepi dari kegiatan.

Salah satu Kontingen Perwimanas yang kreatif memanfaatkan saat senggang untuk aktifitas menyehatkan adalah dari Kabupaten Magetan Jawa Timur. Sebagaimana terlihat pada Rabu (26/6/2013) petang, mereka secara spontan memanfaatkan lahan sempit yang ada didepan tenda mereka dengan membentangkan tali rafia antar dua pohon untuk dijadikan net permainan bola Volly.

Peserta dari Kabupaten Magetan Jawa Timur bermain volly saat menunggu antrian kamar mandi
Peserta dari Kabupaten Magetan Jawa Timur bermain volly saat menunggu antrian kamar mandi

Begitu lapangan sudah siap, belasan anggota pramuka penegak dari beberapa Gugus Depan (Gudep) di Kabupaten Magetan ini berdiri berhadap-hadapan antar kelompok dan mulai melakukan permainan bola volly layaknya pebola volly profesional. "Buatnya sih spontan saja, permainan ini sambil nunggu antrian ke kamar mandi," ujar Hindar, salah satu peserta Perwimanas dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sementara, para peserta Perwimanas dari Kabupaten Magetan nampak gembira menikmati permainan bola volly di lapangan dadakan yang mereka bikin. Bukan lapangan yang ideal, sebab di kanan kiri lapangan terdapat pepohon jati. Namun, keceriaan itu tetap dapat dilihat dari cara mereka bermain. "Awas, ayo smash," seru Hindar menyemangati teman-temannya yang sedang bermain bola Volly.

Cara unik juga dilakukan kontingen dari tuan rumah, yakni dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk mengisi waktu luang. Pada Selasa (25/6/2013) malam, sembari menunggu dimulainya acara pentas seni, mereka membuat permainan lingkaran kecil sembari menyanyikan lagu-lagu mars yang membangkitkan semangat kebersamaan. "Ini namanya permainan lingkaran. Ini sedang menunggu dimulainya acara, daripada nganggur kita buat permainan, supaya tetap semangat ikut kegiatan," kata Hidayatullah, peserta Perwimanas dari Jombang.

Dibagian lain, para peserta Perwimanas dari berbagai daerah juga memiliki cara-cara unik dan kreatif yang selalu mereka lakukan sampai dengan pada hari ketiga Pelaksanaan Perwimanas. Misalnya saja yang dilakukan oleh peserta dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Saat berangkat ke Masjid untuk menjalankan sholat berjamaah, mereka selalu berangkat secara berkelompok. Rombongan peserta yang akan menunaikan sholat jama'ah ini secara kompak dan serempak menyanyikan lagu-lagu penyemangat dan yel-yel yang membangkitkan semangat kebersamaan antar teman. (@moh_syafii)

Mojoagung, Jombang - Ada kesan mendalam dari kegiatan Perwimanas ini. Tidak hanya bagi peserta dan panitia, bahkan sekelas menteri sekalipun tak ingin kehilangan momentum kemah nasional ini.

Menteri dimaksud adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar. Ia bahkan menyanggupi untuk hadir kali kedua pada penutupan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas)hari Sabtu mendatang.

Penegasan ini disampaikan oleh Ali Musthofa yang juga ketua panitia tingkat wilayah Jawa Timur. Cak Ali, sapaan akrabnya memastikan kehadiran Muhaminin Iskandar pada penutupan Perwimanas bersama dengan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmy Faishal Zaini.

“Ada kerinduan yang demikian mendalam dari Muhaimin Iskandar sehingga berkenan hadir kembali pada penutupan nanti,” kata dosen IAIN Sunan Ampel ini (26/6).

Tidak hanya datang bersama Menteri PDT, Cak Imin juga akan hadir dan menyapa peserta kemah pertama tingkat nasional di lingkungan NU ini dengan membawa artis ibu kota yakni Rhoma Irama.

“Bahkan Ridho Roma juga ikut dalam rombongan,” tandas alumnus Unesa Surabaya ini.

Dalam pandangan Cak Ali, kehadiran sejumlah menteri dan tokoh nasional di arena perkemahan mengindikasikan bahwa kegiatan ini memang layak menjadi agenda tetap bagi NU dan LP Ma’arif di masa mendatang.

“Kita semakin terlecut dengan apresiasi dan kehadiran para pejabat dan tokoh berpengaruh itu,” katanya.

Karena itu sudah seharusnya perkemahan  nasional di tingkat NU ini dapat diselenggarakan secara kontinue. “Semoga akan jadi stimulus untuk Perwimanas mendatang,” ungkapnya. (s@if)

Mojoagung, Jombang - Ada kesan mendalam dari kegiatan Perwimanas ini. Tidak hanya bagi peserta dan panitia, bahkan sekelas menteri sekalipun tak ingin kehilangan momentum kemah nasional ini.

Menteri dimaksud adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar. Ia bahkan menyanggupi untuk hadir kali kedua pada penutupan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (Perwimanas)hari Sabtu mendatang.

Penegasan ini disampaikan oleh Ali Musthofa yang juga ketua panitia tingkat wilayah Jawa Timur. Cak Ali, sapaan akrabnya memastikan kehadiran Muhaminin Iskandar pada penutupan Perwimanas bersama dengan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmy Faishal Zaini.

“Ada kerinduan yang demikian mendalam dari Muhaimin Iskandar sehingga berkenan hadir kembali pada penutupan nanti,” kata dosen IAIN Sunan Ampel ini (26/6).

Tidak hanya datang bersama Menteri PDT, Cak Imin juga akan hadir dan menyapa peserta kemah pertama tingkat nasional di lingkungan NU ini dengan membawa artis ibu kota yakni Rhoma Irama.

“Bahkan Ridho Roma juga ikut dalam rombongan,” tandas alumnus Unesa Surabaya ini.

Dalam pandangan Cak Ali, kehadiran sejumlah menteri dan tokoh nasional di arena perkemahan mengindikasikan bahwa kegiatan ini memang layak menjadi agenda tetap bagi NU dan LP Ma’arif di masa mendatang.

“Kita semakin terlecut dengan apresiasi dan kehadiran para pejabat dan tokoh berpengaruh itu,” katanya.

Karena itu sudah seharusnya perkemahan  nasional di tingkat NU ini dapat diselenggarakan secara kontinue. “Semoga akan jadi stimulus untuk Perwimanas mendatang,” ungkapnya. (s@if)

Menyenangkan dan Membanggakan, Rasa Lelah Perjalanan Pun Terbayar

Peserta Perwimanas dari Kontingen Propinsi Lampung menjadi petugas pada Apel sore di arena perkemahan
Peserta Perwimanas dari Kontingen Propinsi Lampung menjadi petugas pada Apel sore di arena perkemahan

Jombang - Jum'at (21/6/2013) sore, 32 orang dari Propinsi Lampung memulai perjalanan menuju Jombang Jawa Timur. Dengan menaiki sebuah bus pariwisata, kontingen peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) ini melakukan perjalanan darat menuju Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Capek, stres dan perasaan tidak karuan lainnya menggelayuti pikiran masing-masing orang dalam rombongan. Sempat terbesit dalam pikiran salah satu peserta, bagaimana nanti jika sampai di lokasi perkemahan? Capek luar biasa akan dirasakan karena begitu lama dan jauhnya perjalanan dari kampung halaman menuju lokasi Perwimanas. Apalagi perjalanan tersebut ditempuh dengan perjalanan darat.

Namun, kegalauan peserta Perwimanas 2013 yang datang jauh-jauh dari Pulau Sumatera ini mulai hilang tatkala mereka memasuki arena perkemahan. "Luar biasa sambutannya, suasananya menyenangkan," celetuk Vivi, peserta Perwimanas putri dari Propinsi Lampung.

Ungkapan senada dilontarkan Nizaruddin Dhofir, peserta putra dari Kontingen Lampung. Pelajar Madrasah Aliyah NU 5 Kabupaten Sekampung, Propinsi Lampung mengaku senang saat berada dilokasi perkemahan. Suasana bersahabat dari sesama peserta, keramahan panitia dan masyarakat sekitar perkemahan membuat kelelahannya akibat perjalanan darat selama kurang lebih 40 jam terbayar.

Nizaruddin mengaku bangga bisa terlibat dalam Perwimanas. Kebanggaan itupun semakin lengkap sebab dia bisa menapak di kampung halaman kakek neneknya. Maklum saja, meski dia terlahir di pulau Sumatera, dia merupakan keturunan asli Jawa. "Saya bersyukur bisa ikut kegiatan ini. Bisa ketemu banyak teman dan berbagi pengalaman. Saya juga bisa datang ke Jawa asal keluarga saya," ujar dia saat ditemui di tenda tempatnya menginap.

Kesan menyenangkan dan membanggakan betul-betul dirasakan peserta dari Kontingen Propinsi Lampung. Bagaimana tidak, selama Perwimanas mereka begitu menikmati dan enjoy dengan berbagai aktifitas yang diselenggarakan oleh Panitia Perwimanas.

Kebanggan mendalam juga dirasakan Nurhayati, Vivi dan Nuril yang tergabung dalam Kontingen Propinsi Lampung. Maklum saja, Rabu (26/6/2013) petang diberi kepercayaan sebagai petugas penurunan bendera merah putih.

"Kami bangga ikut Perwimanas. Kami juga bangga karena dipercaya menjadi petugas untuk menurunkan bendera merah putih," kata Nurhayati usai apel penurunan bendera merah putih di Lapangan utama arena Perkemahan Perwimanas.

Apa yang membuat bangga? "Bendera merah putih itu bendera bangsa saya, saya dan teman teman bangga karena kami dipercaya untuk menghormati bendera negara," tandas Nurhayati.

Kebanggaan lain yang dirasakan Nurhayati adalah karena dirinya bisa bertemu dengan banyak teman dan berbagi pengetahuan, serta pengalaman dengan rekan dari daerah lain sesama peserta perkemahan.

Hal yang sama dirasakan Nuril, rekan satu kontingen dengan Nurhayati. Kesan menyenangkan dan membanggakan yang dirasakan Nuril pun makin lengkap, sebab cita-citanya untuk menginjak pulau Jawa terwujud lewat kegiatan Perwimanas. "Dari dulu ingin ke Jawa, ternyata Perwimanas keinginan saya terwujud, seneng deh pokoknya," ujar Nuril yang diamini oleh Nurhayati dan Vivi.

Pendamping Kontingen Propinsi Lampung Sarifudin mengungkapkan, sejak memasuki arena perkemahan, adik didiknya beserta rombongan pendukung kontingen terlihat sudah mengabaikan kelelahan akibat lamanya perjalanan darat dari pulau Sumatera ke Jombang di Pulau Jawa. "Begitu sampai disini, sambutan hangat panitia betul-betul membuat kami terkesan. Atraksi saat pembukaan juga membuat kami terkesan," ujar Sarifudin.

Bukan hanya panitia, Sarifudin menilai sambutan masyarakat di sekitar lokasi perkemahan juga sangat membantu peserta dari kontingen Lampung untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. "Masyarakat disini juga ramah dan hangat saat berinteraksi dengan kami dan peserta perkemahan lama, bagi kami ini luar biasa," pungkas pria yang mahir berbahasa Jawa ini. (@moh_syafii)

Menyenangkan dan Membanggakan, Rasa Lelah Perjalanan Pun Terbayar

Peserta Perwimanas dari Kontingen Propinsi Lampung menjadi petugas pada Apel sore di arena perkemahan
Peserta Perwimanas dari Kontingen Propinsi Lampung menjadi petugas pada Apel sore di arena perkemahan

Jombang - Jum'at (21/6/2013) sore, 32 orang dari Propinsi Lampung memulai perjalanan menuju Jombang Jawa Timur. Dengan menaiki sebuah bus pariwisata, kontingen peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional (Perwimanas) ini melakukan perjalanan darat menuju Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Capek, stres dan perasaan tidak karuan lainnya menggelayuti pikiran masing-masing orang dalam rombongan. Sempat terbesit dalam pikiran salah satu peserta, bagaimana nanti jika sampai di lokasi perkemahan? Capek luar biasa akan dirasakan karena begitu lama dan jauhnya perjalanan dari kampung halaman menuju lokasi Perwimanas. Apalagi perjalanan tersebut ditempuh dengan perjalanan darat.

Namun, kegalauan peserta Perwimanas 2013 yang datang jauh-jauh dari Pulau Sumatera ini mulai hilang tatkala mereka memasuki arena perkemahan. "Luar biasa sambutannya, suasananya menyenangkan," celetuk Vivi, peserta Perwimanas putri dari Propinsi Lampung.

Ungkapan senada dilontarkan Nizaruddin Dhofir, peserta putra dari Kontingen Lampung. Pelajar Madrasah Aliyah NU 5 Kabupaten Sekampung, Propinsi Lampung mengaku senang saat berada dilokasi perkemahan. Suasana bersahabat dari sesama peserta, keramahan panitia dan masyarakat sekitar perkemahan membuat kelelahannya akibat perjalanan darat selama kurang lebih 40 jam terbayar.

Nizaruddin mengaku bangga bisa terlibat dalam Perwimanas. Kebanggaan itupun semakin lengkap sebab dia bisa menapak di kampung halaman kakek neneknya. Maklum saja, meski dia terlahir di pulau Sumatera, dia merupakan keturunan asli Jawa. "Saya bersyukur bisa ikut kegiatan ini. Bisa ketemu banyak teman dan berbagi pengalaman. Saya juga bisa datang ke Jawa asal keluarga saya," ujar dia saat ditemui di tenda tempatnya menginap.

Kesan menyenangkan dan membanggakan betul-betul dirasakan peserta dari Kontingen Propinsi Lampung. Bagaimana tidak, selama Perwimanas mereka begitu menikmati dan enjoy dengan berbagai aktifitas yang diselenggarakan oleh Panitia Perwimanas.

Kebanggan mendalam juga dirasakan Nurhayati, Vivi dan Nuril yang tergabung dalam Kontingen Propinsi Lampung. Maklum saja, Rabu (26/6/2013) petang diberi kepercayaan sebagai petugas penurunan bendera merah putih.

"Kami bangga ikut Perwimanas. Kami juga bangga karena dipercaya menjadi petugas untuk menurunkan bendera merah putih," kata Nurhayati usai apel penurunan bendera merah putih di Lapangan utama arena Perkemahan Perwimanas.

Apa yang membuat bangga? "Bendera merah putih itu bendera bangsa saya, saya dan teman teman bangga karena kami dipercaya untuk menghormati bendera negara," tandas Nurhayati.

Kebanggaan lain yang dirasakan Nurhayati adalah karena dirinya bisa bertemu dengan banyak teman dan berbagi pengetahuan, serta pengalaman dengan rekan dari daerah lain sesama peserta perkemahan.

Hal yang sama dirasakan Nuril, rekan satu kontingen dengan Nurhayati. Kesan menyenangkan dan membanggakan yang dirasakan Nuril pun makin lengkap, sebab cita-citanya untuk menginjak pulau Jawa terwujud lewat kegiatan Perwimanas. "Dari dulu ingin ke Jawa, ternyata Perwimanas keinginan saya terwujud, seneng deh pokoknya," ujar Nuril yang diamini oleh Nurhayati dan Vivi.

Pendamping Kontingen Propinsi Lampung Sarifudin mengungkapkan, sejak memasuki arena perkemahan, adik didiknya beserta rombongan pendukung kontingen terlihat sudah mengabaikan kelelahan akibat lamanya perjalanan darat dari pulau Sumatera ke Jombang di Pulau Jawa. "Begitu sampai disini, sambutan hangat panitia betul-betul membuat kami terkesan. Atraksi saat pembukaan juga membuat kami terkesan," ujar Sarifudin.

Bukan hanya panitia, Sarifudin menilai sambutan masyarakat di sekitar lokasi perkemahan juga sangat membantu peserta dari kontingen Lampung untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. "Masyarakat disini juga ramah dan hangat saat berinteraksi dengan kami dan peserta perkemahan lama, bagi kami ini luar biasa," pungkas pria yang mahir berbahasa Jawa ini. (@moh_syafii)

Jombang - Kesibukan mengikuti seabrek rangkaian kegiatan Perwimanas di Bumi Perkemahan PP Babussalam Kalinening Mojoagung Jombang tak membuat kontingen dari Kabupaten Mojokerto ini loyo. Seperti tak ada capeknya, siang ini (26/6) mereka malah berlatih Tari Nusantara.

Sejenak gerakan mereka seperti Tari Legong yang khas bali. Sebentar kemudian, seiring dengan perubahan formasi gerakan-gerakan mereka berubah layaknya Tari Selampir Delapan dari Jambi. Wuh, keasyikan tampaknya tak bisa disembunyikan dari wajah-wajah mereka yang tak henti mengumbar senyum.

Iya, Tari Nusantara. Mereka menyebutnya begitu. Didalam koreografi besutan Kak Agus ini ada gerakan-gerakan yang khas diambil dari beberapa tarian daerah. "Ini semacam kompilasi beberapa tarian daerah yang kita racik dalam sebuah karya tari kontemporer. Kita menyebutnya Tari Nusantara," begitu kata Kak Agus ditemui disela-sela latihan.

Dibantu Kak Rudi, Kak Agus dengan telaten mengkoreksi beberapa gerak dari salah satu penari yang dianggap kurang tepat. "Stop, stop, stop. Waktu menghentakkan kaki jangan keras-keras beneran .. panggung bisa jebol. Cukup seolah-olah menghentak tapi sewaktu hampir menyentuh lantai tapak kaki jangan di hentakkan. Ok, mulai ..," begitu Kak Agus dengan sabar memberi instruksi kepada anak buahnya.

Ditemui saat rehat Agus mengatakan, latihan ini sudah dilakukan sejak hari pertama tiba di Kalibening. Rencananya mereka akan unjuk kebolehan di depan seluruh peserta Perwimanas pada ajang Pentas Seni (Pensi) yang akan digelar Kamis malam (27/6).

"Kita ingin tampil all out dalam gelaran Pensi besok malam. Kita ingin menjadi buah bibir para peserta sewaktu mereka tiba di daerah masing-masing. Ini adalah persembahan persaudaraan dar Majapahit," begitu Agus memungkasi obrolan.(sol)


Jombang - Kesibukan mengikuti seabrek rangkaian kegiatan Perwimanas di Bumi Perkemahan PP Babussalam Kalinening Mojoagung Jombang tak membuat kontingen dari Kabupaten Mojokerto ini loyo. Seperti tak ada capeknya, siang ini (26/6) mereka malah berlatih Tari Nusantara.

Sejenak gerakan mereka seperti Tari Legong yang khas bali. Sebentar kemudian, seiring dengan perubahan formasi gerakan-gerakan mereka berubah layaknya Tari Selampir Delapan dari Jambi. Wuh, keasyikan tampaknya tak bisa disembunyikan dari wajah-wajah mereka yang tak henti mengumbar senyum.

Iya, Tari Nusantara. Mereka menyebutnya begitu. Didalam koreografi besutan Kak Agus ini ada gerakan-gerakan yang khas diambil dari beberapa tarian daerah. "Ini semacam kompilasi beberapa tarian daerah yang kita racik dalam sebuah karya tari kontemporer. Kita menyebutnya Tari Nusantara," begitu kata Kak Agus ditemui disela-sela latihan.

Dibantu Kak Rudi, Kak Agus dengan telaten mengkoreksi beberapa gerak dari salah satu penari yang dianggap kurang tepat. "Stop, stop, stop. Waktu menghentakkan kaki jangan keras-keras beneran .. panggung bisa jebol. Cukup seolah-olah menghentak tapi sewaktu hampir menyentuh lantai tapak kaki jangan di hentakkan. Ok, mulai ..," begitu Kak Agus dengan sabar memberi instruksi kepada anak buahnya.

Ditemui saat rehat Agus mengatakan, latihan ini sudah dilakukan sejak hari pertama tiba di Kalibening. Rencananya mereka akan unjuk kebolehan di depan seluruh peserta Perwimanas pada ajang Pentas Seni (Pensi) yang akan digelar Kamis malam (27/6).

"Kita ingin tampil all out dalam gelaran Pensi besok malam. Kita ingin menjadi buah bibir para peserta sewaktu mereka tiba di daerah masing-masing. Ini adalah persembahan persaudaraan dar Majapahit," begitu Agus memungkasi obrolan.(sol)


Mojoagung, Jombang - Setelah melewati babak kwalifikasi, sejumlah peserta akan memasuki babak dua untuk memasuki final besok malam.

Inilah antara lain yang membedakan perkemahan di lingkungan Ma’arif  NU dengan perkemahan serupa. Ada adu kemampuan dan wawasan keaswajaan ala Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara online.

Tidak semata mengasah diri secara fisik dan kemampuan kepramukaan, para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif  NU Nasional (Perwimanas) juga diuji pengetahuan dan kedalaman materi keaswajaan ala NU.


Utusan peserta perkemahan ini diadu dalam kegiatan lomba cerdas cermat Aswaja. “Ada seratus peserta yang mengikuti lomba cerdas cermat keaswajaan ini secara online,” kata Hizbullah Huda, MPdI (26/6).

Koordinator IT (Informasi dan Teknologi) Perwimanas ini menandaskan pada seleksi awal, setiap Sangga mengirimkan utusan untuk beradu kemampuan menjawab sejumlah soal yang telah disediakan panitia.

“Mereka dikumpulkan di mushalla dan diberikan materi soal yang harus dijawab secara serempak,” tandas pengurus PW LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.

Peserta diwajibkan menjawab setidaknya lima puluh soal Aswaja yang diselesaikan selama dua puluh menit. Kendati lokasi mereka berdekatan dan duduk secara lesehan, namun demikian, para peserta tidak akan dapat saling mencontek lantaran akan mendapatkan soal secara acak, baik urutan soal dan jawabannya.

“Dengan demikian tidak akan ada kecurangan seperti yang didengar pada pelaksanaan ujian di banyak tempat,” kata alumnus Unesa Surabaya ini.

Dari seratus peserta yang mengikuti seleksi di babak awal kemarin malam, telah terpilih 15 peserta putra dan putri untuk maju pada babak berikutnya yakni final.

“Untuk peserta yang masuk seleksi tahap dua nantinya juga diberikan soal dengan mekanisme seperti babak awal,” katanya.

Dari 15 peserta akan dipilih 4 peserta baik putera maupun puteri. “Mereka inilah yang akan memasuki babak final dengan memperebutkan juara satu, dua, tiga serta harapan,” kata Abdul Latif, yang juga bertugas di bagian IT.

Saat babak final, mereka harus melewati sejumlah babak. Yang pertama adalah berupa tanya jawab, dilanjutkan tanya jawab lemparan, khitabah serta adu cepat.

Untuk khitabah, para peserta harus menjelaskan soal yang telah dipilih. “Penilaian kemampuan berpidato sangat menentukan,” katanya. 

Diluar itu semua, cerdas cermat ini setidaknya memberikan kesan mendalam sehingga saat pulang ke tempat masing-masing, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan kedalaman Aswaja NU.

Demikian juga, sebelum berangkat, peserta Perwimanas disyaratkan mengenal teknologi informasi secara baik. Karena semua soal disampaikan dalam bentuk online dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada di lokasi.

“Internet, laptop, komputer dan perangkat komunikasi yang lain adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dari seorang pelajar dan aktifis pramuka NU,” terangnya. “Namun yang harus ditekankan adalah bahwa penguasaan terhadap sejumlah piranti teknologi itu hendaknya dapat dioptimalkan untuk tujuan mulia,” lanjutnya.

“Makna inilah yang akan ditekankan kepada peserta Perwimanas, dengan tetap mendorong mereka untuk menguasai teknologi informasi yang sehat dan bermanfaat,” tandas guru MTsN Denanyar Jombang yang juga pengurus PCNU Jombang ini.

Kesan peserta terhadap lomba ini sangat luar biasa. “Tidak ada kegiatan seperti ini di tempat lain,” kata peserta lain. “Saya makin bangga menjadi bagian dari NU,” kata Yuliatin dari Kalimantan Tengah.(s@if)

Mojoagung, Jombang - Setelah melewati babak kwalifikasi, sejumlah peserta akan memasuki babak dua untuk memasuki final besok malam.

Inilah antara lain yang membedakan perkemahan di lingkungan Ma’arif  NU dengan perkemahan serupa. Ada adu kemampuan dan wawasan keaswajaan ala Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara online.

Tidak semata mengasah diri secara fisik dan kemampuan kepramukaan, para peserta Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif  NU Nasional (Perwimanas) juga diuji pengetahuan dan kedalaman materi keaswajaan ala NU.


Utusan peserta perkemahan ini diadu dalam kegiatan lomba cerdas cermat Aswaja. “Ada seratus peserta yang mengikuti lomba cerdas cermat keaswajaan ini secara online,” kata Hizbullah Huda, MPdI (26/6).

Koordinator IT (Informasi dan Teknologi) Perwimanas ini menandaskan pada seleksi awal, setiap Sangga mengirimkan utusan untuk beradu kemampuan menjawab sejumlah soal yang telah disediakan panitia.

“Mereka dikumpulkan di mushalla dan diberikan materi soal yang harus dijawab secara serempak,” tandas pengurus PW LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.

Peserta diwajibkan menjawab setidaknya lima puluh soal Aswaja yang diselesaikan selama dua puluh menit. Kendati lokasi mereka berdekatan dan duduk secara lesehan, namun demikian, para peserta tidak akan dapat saling mencontek lantaran akan mendapatkan soal secara acak, baik urutan soal dan jawabannya.

“Dengan demikian tidak akan ada kecurangan seperti yang didengar pada pelaksanaan ujian di banyak tempat,” kata alumnus Unesa Surabaya ini.

Dari seratus peserta yang mengikuti seleksi di babak awal kemarin malam, telah terpilih 15 peserta putra dan putri untuk maju pada babak berikutnya yakni final.

“Untuk peserta yang masuk seleksi tahap dua nantinya juga diberikan soal dengan mekanisme seperti babak awal,” katanya.

Dari 15 peserta akan dipilih 4 peserta baik putera maupun puteri. “Mereka inilah yang akan memasuki babak final dengan memperebutkan juara satu, dua, tiga serta harapan,” kata Abdul Latif, yang juga bertugas di bagian IT.

Saat babak final, mereka harus melewati sejumlah babak. Yang pertama adalah berupa tanya jawab, dilanjutkan tanya jawab lemparan, khitabah serta adu cepat.

Untuk khitabah, para peserta harus menjelaskan soal yang telah dipilih. “Penilaian kemampuan berpidato sangat menentukan,” katanya. 

Diluar itu semua, cerdas cermat ini setidaknya memberikan kesan mendalam sehingga saat pulang ke tempat masing-masing, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan kedalaman Aswaja NU.

Demikian juga, sebelum berangkat, peserta Perwimanas disyaratkan mengenal teknologi informasi secara baik. Karena semua soal disampaikan dalam bentuk online dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada di lokasi.

“Internet, laptop, komputer dan perangkat komunikasi yang lain adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dari seorang pelajar dan aktifis pramuka NU,” terangnya. “Namun yang harus ditekankan adalah bahwa penguasaan terhadap sejumlah piranti teknologi itu hendaknya dapat dioptimalkan untuk tujuan mulia,” lanjutnya.

“Makna inilah yang akan ditekankan kepada peserta Perwimanas, dengan tetap mendorong mereka untuk menguasai teknologi informasi yang sehat dan bermanfaat,” tandas guru MTsN Denanyar Jombang yang juga pengurus PCNU Jombang ini.

Kesan peserta terhadap lomba ini sangat luar biasa. “Tidak ada kegiatan seperti ini di tempat lain,” kata peserta lain. “Saya makin bangga menjadi bagian dari NU,” kata Yuliatin dari Kalimantan Tengah.(s@if)

Jombang - Untuk sejumlah keperluan, memiliki nomor hand phone ternyata tidak cukup hanya satu atau dua nomor. Ternyata banyak nomor penting untuk menunjang mobilitas yang tinggi.

Siapa yang tidak kenal dengan Sunan Fanani? Sekretaris PW LP Ma'arif NU Jawa Timur ini termasuk orang yang sangat sibuk, apalagi saat kegiatan Perwimanas. Banyak kegiatan yang harus mendapatkan masukan dari laki-laki kelahiran Surabaya ini.

Karena itu, Sunan mengimbangi mobilitasnya dengan sejumlah alat komunikasi. Setiap hari ia menenteng paling tidak tiga hand phone.

"Saya punya lima nomor HP mas," katanya sumringah.

Lima nomor itu untuk menunjang komunikasi untuk urusan bisnis, koordinasi serta urusan lainnya. "Masing-masing nomor memiliki tujuan dan keperluan yang berbeda," kata mahasiswa program doktor di Unair ini.

"Saya sudah hafal seluruh nomor operator, sehingga tinggal menyesuaikan dengan orang yang akan dihubungi," ungkap dosen Fakultas Ekonomi Unair ini.

Disamping itu Sunan juga aktif menggunakan whats app, YM serta BBM. "Sekaligus ngirit mas," katanya tertawa lepas.

Dengan sejumlah nomor dan fasilitas komunikasi itu, ia tidak terlalu pusing  saat harus mengawal seluruh aktifitas Ma'arif.

Jombang - Untuk sejumlah keperluan, memiliki nomor hand phone ternyata tidak cukup hanya satu atau dua nomor. Ternyata banyak nomor penting untuk menunjang mobilitas yang tinggi.

Siapa yang tidak kenal dengan Sunan Fanani? Sekretaris PW LP Ma'arif NU Jawa Timur ini termasuk orang yang sangat sibuk, apalagi saat kegiatan Perwimanas. Banyak kegiatan yang harus mendapatkan masukan dari laki-laki kelahiran Surabaya ini.

Karena itu, Sunan mengimbangi mobilitasnya dengan sejumlah alat komunikasi. Setiap hari ia menenteng paling tidak tiga hand phone.

"Saya punya lima nomor HP mas," katanya sumringah.

Lima nomor itu untuk menunjang komunikasi untuk urusan bisnis, koordinasi serta urusan lainnya. "Masing-masing nomor memiliki tujuan dan keperluan yang berbeda," kata mahasiswa program doktor di Unair ini.

"Saya sudah hafal seluruh nomor operator, sehingga tinggal menyesuaikan dengan orang yang akan dihubungi," ungkap dosen Fakultas Ekonomi Unair ini.

Disamping itu Sunan juga aktif menggunakan whats app, YM serta BBM. "Sekaligus ngirit mas," katanya tertawa lepas.

Dengan sejumlah nomor dan fasilitas komunikasi itu, ia tidak terlalu pusing  saat harus mengawal seluruh aktifitas Ma'arif.

Mojoagung, Jombang - Panitia daerah sebenarnya telah memasang sejumlah bendera serta umbul-umbul di sejumlah lokasi strategis. Namun banyak atribut Perwimanas yang akhirnya hilang tanpa bekas.

Perasaan  kecewa itu disampaikan oleh Ketua PC LP Ma'arif NU Jombang KH Salmanuddin, SAg.

"Sejumlah umbul-umbul Perwimanas dan bendera Ma'arif serta pramuka sebenarnya telah kita pasang di sejumlah lokasi strategis," katanya beberapa waktu berselang.

Tidak hanya di wilayah Jombang, sejumlah atribut itu telah dipasang di kota perbatasan di Kediri, Mojokerto dan Kertosono.

"Hari ini kita pasang, malamnya sudah hilang," katanya geleng-geleng kepala.

Bagi Gus Salman, ini ternyata dilakukan oleh mafia atribut. "Mereka tidak hanya mengambil bendera, juga tiang penyangganya," sergahnya.

Sejumlah atribut seperti bendera pramuka diyakini sengaja diambil karena dijual kembali ke sejumlah penadah.

"Bendera itu diambil kemudian dicuci dan selanjutnya disetrika sehingga terlihat masih baik," katanya.

Tiang penyangga bendera juga diambil karena harganya tetap tinggi. "Barang-barang itu sengaja disimpan untuk dijual kembali ke sejumlah kalangan," sesalnya.

Hal ini ditengarai sebagai imbas dari pilkada dan sejumlah hajatan pemilihan yang lain. "Apalagi sebentar lagi kan ada pemilihan calon anggota legislatif," ungkapnya.

Mojoagung, Jombang - Panitia daerah sebenarnya telah memasang sejumlah bendera serta umbul-umbul di sejumlah lokasi strategis. Namun banyak atribut Perwimanas yang akhirnya hilang tanpa bekas.

Perasaan  kecewa itu disampaikan oleh Ketua PC LP Ma'arif NU Jombang KH Salmanuddin, SAg.

"Sejumlah umbul-umbul Perwimanas dan bendera Ma'arif serta pramuka sebenarnya telah kita pasang di sejumlah lokasi strategis," katanya beberapa waktu berselang.

Tidak hanya di wilayah Jombang, sejumlah atribut itu telah dipasang di kota perbatasan di Kediri, Mojokerto dan Kertosono.

"Hari ini kita pasang, malamnya sudah hilang," katanya geleng-geleng kepala.

Bagi Gus Salman, ini ternyata dilakukan oleh mafia atribut. "Mereka tidak hanya mengambil bendera, juga tiang penyangganya," sergahnya.

Sejumlah atribut seperti bendera pramuka diyakini sengaja diambil karena dijual kembali ke sejumlah penadah.

"Bendera itu diambil kemudian dicuci dan selanjutnya disetrika sehingga terlihat masih baik," katanya.

Tiang penyangga bendera juga diambil karena harganya tetap tinggi. "Barang-barang itu sengaja disimpan untuk dijual kembali ke sejumlah kalangan," sesalnya.

Hal ini ditengarai sebagai imbas dari pilkada dan sejumlah hajatan pemilihan yang lain. "Apalagi sebentar lagi kan ada pemilihan calon anggota legislatif," ungkapnya.

Jombang - Memasuki hari ketiga, semangat dan riang gembira khas Pramuka tetap terjaga di lokasi Perwimanas. Lalu lalang wajah-wajah sumringah dan koor lagu-lagu mars yang dinyanyikan saat sekelompok Sangga berbaris atau berjalan, tak pernah sepi dari pandangan mata. Semua peserta tampak sehat dan fresh. Karuan saja, Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) Babussalam yang sudah disiapkan jauh hari di lokasi perkemahan sepi pasien.


Ditemui disela-sela tugasnya, Dokter jaga , Dr. Miftahul Ana, mengaku bersyukur semua peserta Perwimanas semua sehat, tidak ada kendala medis di lapangan. "Ya kita bersyukur kawan-kawan Pramuka semua pada sehat, tidak ada hambatan medis yang berarti," ungkap Ana.

Data yang dicatat Ana, hingga tiga hari berlangsungnya Perwimanas, Puskestren hanya merawat 12 pasien. Lebih dari separuhnya akibat kelelahan. " Mungkin karena saking gembiranya ya sampai lupa makan. Kebanyakan begitu, lupa makan. Padahal persiapan asupan gizi untuk seluruh peserta dan panitia sudah disiapkan. Ya, saking senangnya sampai lupa," ungkap Ana.

Dari seluruh penanganan medis yang dilakukan untuk 12 pasien tersebut, hanya ada dua kasus pasien yang perlu dilakukan observasi sehingga membutuhkan rawat inap. Itupun lebih karena kedua pasien memiliki riwayat infeksi pada lambung. "Alhamdulillah tidak jadi masalah. Karena setelah 24 jam observasi, dua pasien tersebut langsung bisa bergabung dengan rekan-rekannya," katanya dengan wajah sumringah.

Sementara pasien lainnya, ungkap Ana, rata-rata karena kelelahan. Ia menduga itu disebabkan karena perjalanan jauh dari rumah menuju lokasi perkemahan. "Data yang kita catat rata-rata pasien berasal dari daerah yang jauh. Ada pasien yang dari Jogya, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Sulawesi dan NTB," ungkap dokter yang sehari-hari mengabdi di RSNU Jombang ini.

Selama menjalankan tugasnya di perhelatan Perwimanas ini, Ana mengaku cukup terakomodir. Sarana prasarana medis dan fasilitas-fasilitas non medis dianghap memadai. "Lebih dari cukup. Semua sarana dan prasarana lebih dari sekedar memadai," pungkas Ana.(sol)

Jombang - Memasuki hari ketiga, semangat dan riang gembira khas Pramuka tetap terjaga di lokasi Perwimanas. Lalu lalang wajah-wajah sumringah dan koor lagu-lagu mars yang dinyanyikan saat sekelompok Sangga berbaris atau berjalan, tak pernah sepi dari pandangan mata. Semua peserta tampak sehat dan fresh. Karuan saja, Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) Babussalam yang sudah disiapkan jauh hari di lokasi perkemahan sepi pasien.


Ditemui disela-sela tugasnya, Dokter jaga , Dr. Miftahul Ana, mengaku bersyukur semua peserta Perwimanas semua sehat, tidak ada kendala medis di lapangan. "Ya kita bersyukur kawan-kawan Pramuka semua pada sehat, tidak ada hambatan medis yang berarti," ungkap Ana.

Data yang dicatat Ana, hingga tiga hari berlangsungnya Perwimanas, Puskestren hanya merawat 12 pasien. Lebih dari separuhnya akibat kelelahan. " Mungkin karena saking gembiranya ya sampai lupa makan. Kebanyakan begitu, lupa makan. Padahal persiapan asupan gizi untuk seluruh peserta dan panitia sudah disiapkan. Ya, saking senangnya sampai lupa," ungkap Ana.

Dari seluruh penanganan medis yang dilakukan untuk 12 pasien tersebut, hanya ada dua kasus pasien yang perlu dilakukan observasi sehingga membutuhkan rawat inap. Itupun lebih karena kedua pasien memiliki riwayat infeksi pada lambung. "Alhamdulillah tidak jadi masalah. Karena setelah 24 jam observasi, dua pasien tersebut langsung bisa bergabung dengan rekan-rekannya," katanya dengan wajah sumringah.

Sementara pasien lainnya, ungkap Ana, rata-rata karena kelelahan. Ia menduga itu disebabkan karena perjalanan jauh dari rumah menuju lokasi perkemahan. "Data yang kita catat rata-rata pasien berasal dari daerah yang jauh. Ada pasien yang dari Jogya, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Sulawesi dan NTB," ungkap dokter yang sehari-hari mengabdi di RSNU Jombang ini.

Selama menjalankan tugasnya di perhelatan Perwimanas ini, Ana mengaku cukup terakomodir. Sarana prasarana medis dan fasilitas-fasilitas non medis dianghap memadai. "Lebih dari cukup. Semua sarana dan prasarana lebih dari sekedar memadai," pungkas Ana.(sol)

Jombang - Hati-hati dengan saudara atau teman Anda yang tiba-tiba perilakunya berubah suka uring-uringan, tidak jujur dan cenderung anti sosial. Bisa jadi, saudara atau teman Anda sedang menunjukkan gejala orang yang sedang kecanduan. Ini salah satu pesan Dr. Bambang Eko Sunariyanto, Direktur RSJ Lawang di depan para peserta Perwimanas (26/6).

"Saat ini pengguna Narkoba di Indonesia tidak kurang dari 4 juta. Populasi pengguna narkoba yang cukup besar ini sedang mengepung anak-anak dan remaja Indonesia. Perhatikan dan terus awasi, jangan sampai salah satu dari 4 juta orang itu adalah teman atau saudara Adik-adik," pesan Bambang.

Ia menghimbau para kader Pramuka Ma'arif NU mampu menjaga diri juga keluarga dan orang-terdekatnya untuk terhindar dari Narkoba. "Kenali perubahan-perubahan fisik maupun perilaku. Mulai suka minta uang tanpa keperluan yang jelas atau mengada-ada, tidak suka makan, senang tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari, itu juga tanda-tanda awal seseorang yang mengalami ketergantungan Narkoba. Hati-hati," pesan Bambang mewanti-wanti.

Data yang dipaparkan Bambang, dari total pengguna Narkoba di Indonesia sebagian besar adalah anak-anak usia remaja. Anak-anak usia SMA mencapai angka 48%, sementara usia Perguruan Tinggi (PT) berkisar di angka 28%. "Angka ini menunjukkan bahwa sasaran peredaran Narkoba dominan adalah kalangan remaja. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya kelangsungan berbangsa dan bernegara kita bila keadaan ini tidak segera kita atasi bersama-sama," terangnya.

Lebih lanjut Bambang menyatakan mayoritas kecanduan narkoba akibat dari pergaulan dan iseng mencoba-coba. "Dalam hal ini remaja sangat rentan karena ia berada pada fase pancaroba. Fase dimana seorang remaja dengan mudah terbawa oleh arus lingkungannya," ungkap Bambang yang juga berpraktek sebagai psikiater ini.

Dalam kesempatan tersebut Bambang jua memberikan tips agar terhindar dari pengaruh Narkoba. "Jangan sekali-kali mencoba Narkoba. Katakan tidak kalau ditawari meskipun gratis. Dan kalau merasa tidak kuat, jangan bergaul dengan pengguna Narkoba," pungkas Bambang.(sol)

Jombang - Hati-hati dengan saudara atau teman Anda yang tiba-tiba perilakunya berubah suka uring-uringan, tidak jujur dan cenderung anti sosial. Bisa jadi, saudara atau teman Anda sedang menunjukkan gejala orang yang sedang kecanduan. Ini salah satu pesan Dr. Bambang Eko Sunariyanto, Direktur RSJ Lawang di depan para peserta Perwimanas (26/6).

"Saat ini pengguna Narkoba di Indonesia tidak kurang dari 4 juta. Populasi pengguna narkoba yang cukup besar ini sedang mengepung anak-anak dan remaja Indonesia. Perhatikan dan terus awasi, jangan sampai salah satu dari 4 juta orang itu adalah teman atau saudara Adik-adik," pesan Bambang.

Ia menghimbau para kader Pramuka Ma'arif NU mampu menjaga diri juga keluarga dan orang-terdekatnya untuk terhindar dari Narkoba. "Kenali perubahan-perubahan fisik maupun perilaku. Mulai suka minta uang tanpa keperluan yang jelas atau mengada-ada, tidak suka makan, senang tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari, itu juga tanda-tanda awal seseorang yang mengalami ketergantungan Narkoba. Hati-hati," pesan Bambang mewanti-wanti.

Data yang dipaparkan Bambang, dari total pengguna Narkoba di Indonesia sebagian besar adalah anak-anak usia remaja. Anak-anak usia SMA mencapai angka 48%, sementara usia Perguruan Tinggi (PT) berkisar di angka 28%. "Angka ini menunjukkan bahwa sasaran peredaran Narkoba dominan adalah kalangan remaja. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya kelangsungan berbangsa dan bernegara kita bila keadaan ini tidak segera kita atasi bersama-sama," terangnya.

Lebih lanjut Bambang menyatakan mayoritas kecanduan narkoba akibat dari pergaulan dan iseng mencoba-coba. "Dalam hal ini remaja sangat rentan karena ia berada pada fase pancaroba. Fase dimana seorang remaja dengan mudah terbawa oleh arus lingkungannya," ungkap Bambang yang juga berpraktek sebagai psikiater ini.

Dalam kesempatan tersebut Bambang jua memberikan tips agar terhindar dari pengaruh Narkoba. "Jangan sekali-kali mencoba Narkoba. Katakan tidak kalau ditawari meskipun gratis. Dan kalau merasa tidak kuat, jangan bergaul dengan pengguna Narkoba," pungkas Bambang.(sol)