"Maarif Berkarya Mewujudkan Generasi Emas"

Selasa, 25 Juni 2013

Jombang, Perwimanas - Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Allah  SWT (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan / pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Setiap pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Allah SWT. Hubungan spiritual dengan Allah SWT terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Dalam Perkemahan Wirakarya Maarif Nasional NU 2013 (Perwimanas) di Bumi Perkemahan PP Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang benar-benar membuat jiwa / karakter siswa terbentuk, salah satu dari kepribadian Karakter atau juga kita kenal dengan Ahlaqul Karimah benar-benar terbentuk dengan menumbuhkan sifat sosial. Subhanallah, ternyata masih ada dari peserta perkemahan kita yang punya jiwa besar dalam hal melakukan kebaikan, untuk itu semua tergantung pada niat dari masing-masing pribadi.


Ada dari peserta Kontingen Yogyakarta (Sangga Pendobrak) bernama Dodi Setiawan dan Taufiq Budi Setyawan menemukan sebuah dompet yang didalamnya berisi beberapa lembar uang pecahan seratus ribu rupiah, tetapi tidak tergiur untuk memakainya.

Ada rasa kasihan terhadap yang kehilangan, karena mereka merasa kalau terjadi pada dirinya sendiri pasti akan sangat menyedihkan, jawab mereka ketika ditanya oleh para kakak-kakak yang bertugas di pos kesekretariatan Perwimanas 2013.

Sungguh jiwa yang mulia yang perlu di apresiasi. Semoga kejadian ini menjadikan suatu pengalaman empirik yang perlu kita evaluasi pada diri kita.(@lvalima)

Pin It

0 komentar:

Posting Komentar